Mengenal Apa Itu Hubungan Sosial: Meliputi Pengertian, Faktor, dan Bentuknya
Mengenal apa itu hubungan sosial: berikut definisi, faktor, serta bentuk yang ada dalam hubungan sosial
Penulis: Faishal Arkan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Hubungan sosial terjadi ketika ada kontak dan komunikasi.
Kontak merupakan bentuk hubungan fisik yang terjadi antara pelaku-pelaku hubungan sosial.
Kontak dapat terjadi secara tidak langsung melalui media perantara.
Misalnya, berbicara dengan teman lewat telepon, mengirim berita lewat internet atau faksimile.
Kontak dapat terjadi secara langsung, seperti berbicara dengan orang lain dengan bertatap muka langsung.
Sedangkan komunikasi merupakan proses pengiriman pesan kepada pihak lain sehingga maksud dan tujuan
orang tersebut dipahami oleh orang lain.
Kontak tanpa komunikasi belum dapat dikatakan sebagai hubungan sosial.
Akan tetapi, ketika komunikasi terjadi kontak dan hubungan sosial.
Baca juga: Mengenal Interaksi Sosial: Meliputi Pengertian, Proses, Bentuk dan Faktornya
Baca juga: Sosialisasi 4 Pilar, Nono Sampono Ajak Kaum Muda Jaga Keberagaman Bangsa
Hubungan Sosial
Dalam buku IPS Kelas VIII, berikut penjelasan lengkap mengenai hubungan sosial:
Pengertian Hubungan Sosial
Hubungan sosial merupakan aksi dan reaksi yang muncul antarpribadi, antara pribadi dengan kelompok, serta antara kelompok dengan kelompok.
Hubungan sosial juga dapat diartikan sebagai interaksi sosial yang dinamis.
Menurut Scott, hubungan sosial menghendaki kedua belah pihak tahu betul tindakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Dengan demikian ada hubungan yang kekal sampai dipengaruhi perubahan orientasi nilai budaya yang mengiringinya.
Faktor-Faktor Hubungan Sosial
Dalam hubungan sosial pasti ada faktor-faktor yang menyebabkan hubungan tersebut terjadi.
Faktor-faktor dalam hubungan sosial, akan di uraikan sebagai berikut.
1. Imitasi
Imitasi merupakan tindakan sosial meniru sikap, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang.
Misalnya, seorang anak meniru penampilan orang tuanya dengan memakai pakaian dan aksesoris orang tuanya, atau
meniru tindakan orang tuanya dan bermain peran seolah-olah si anak menjadi orang tua dengan melaksanakan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang tuanya.
2. Sugesti
Sugesti merupakan pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak ke pihak lain.
Sugesti dapat bersifat positif maupun negatif.
Contoh sugesti positif, anak jalanan dan gelandangan ditampung, kemudian diberi pengarahan bagaimana memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan diberi keahlian supaya kehidupannya lebih layak.
Contoh sugesti negatif, anak jalanan yang kehidupan ekonominya kurang, tergiur bujukan teman untuk mendapatkan uang dengan cepat melalui mencuri atau merampok.
3. Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Akan tetapi, ada kemungkinan proses identifikasi diawali oleh imitasi dan sugesti.
Misalnya, banyak kaum feminis yang mengidentifikasi dirinya dengan RA. Kartini.
Kemudian, seorang anak yang sangat mengagumi orang tuanya sehingga ia ingin menjadi sama dengan orang tuanya. Sang anak mengidentifikasi perilaku, sampai profesi orang tuanya.
4. Simpati
Suatu proses di mana seseorang merasa tertarik dengan orang lain.
Di dalam peroses ini perasaan memegang peran yang sangat penting, meskipun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
5. Empati
Empati merupakan proses di mana seseorang ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain.
Empati ini lebih bersifat merasakan penderitan atau musibah orang lain.
Misalnya, ketika kita melihat orang cacat, kita merasa kasihan dan bahkan ingin membantu meringankan penderitaannya.
Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk hubungan sosial muncul akibat adanya faktor-faktor hubungan sosial.
Selain itu, bentuk hubungan sosial ini dideskripsikan secara berbeda-beda.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman menyebutkan ada empat bentuk hubungan sosial, sebagai berikut:
1. Kerja sama
Dalam stuktur budaya masyarakat Indonesia banyak berlangsung hubungan sosial dalam bentuk kerjasama.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa kerja sama dan gotong royong dalam tatanan masyarakat pedesaan
di Indonesia merupakan pengerahan tenaga kerja secara masal, tetapi tujuan serta kepentingannya berbeda
2. Persaingan
Persaingan merupakan bentuk hubungan sosial yang mengandung perjuangan untuk memperebutkan tujuan-tujuan tertentu yang sifatnya terbatas.
Dalam persaingan, yang diperjuangkan adalah unsur-unsur yang bermanfaat untuk mempertahankan hidup.
Akan tetapi, ada juga persaingan yang sekadar hiburan atau kegemaran.
Dalam perdagangan di pasar, setiap pedagang berjuang mendapatkan laba sebanyak mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya
3. Pertentangan
Pertentangan merupakan hubungan sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan.
Penentangan tersebut biasanya disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.
Pertentangan terjadi bukan hanya untuk mempertahankan hidup, dapat pula bertujuan membinasakan keberadaan orang atau kelompok lain yang menjadi lawan atau saingannya.
4. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses ke arah persepakatan sementara yang dapat diterima oleh kedua belah pihak
yang bersengketa.
Akomodasi dapat terjadi pada orang atau kelompok yang mau tidak mau harus bekerja sama, meskipun mereka memiliki paham yang berbeda dan bertentangan.
Jika tidak ada kesediaan berakomodasi, dua pihak yang berselisih tidak mungkin akan bekerja sama.
Misalnya, akomodasi dapat terjadi di lingkungan kerja meski terjadi perbedaan pendapat antara karyawan dan perusahaan, mereka masih dapat bertahan dan dapat bekerja sama.
Baca juga: Mengenal Nilai Sosial: Pengertian, Ciri-ciri, Macam, dan Fungsinya
(Tribunnews.com/Arkan)