Mengenal Bencana Hidrometeorologi: Pengertian dan Contoh Bencana yang Terjadi di Indonesia
Mengenal Bencana Hidrometeorologi: Pengertian dan contoh bencana yang terjadi di Indonesia, mulai dari banjir, tanah longsor, puting beliung, dll.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Bencana Hidrometeorologi beresiko terjadi ketika cuaca ekstrim.
Cuaca ekstrim itu sendiri merupakan akibat dari pemanasan global, perubahan iklim, sehingga bahaya alam diperkirakan akan meningkat.
Dikutip dari Movie Cultist, Hidrometeorologi merupakan cabang meteorologi dan hidrologi yang mempelajari transfer air dan energi antara permukaan tanah dan atmosfer yang lebih rendah.
Secara sederhana, hidrometeorologi merupakan proses atau fenomena alam atmosfer, hidrologis atau oseanografi.
Lalu, apa itu bencana hidrometeorologi?
Baca juga: Mengenal Suhu: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi Suhu, Jenis Termometer, dan Skala Suhu
Pengertian Bencana Hidrometeorologi
Menurut Leaflet dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang terbit pada 2019, bencana Hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meterologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Bencana tersebut dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
Contoh bencana hidrometeorologi adalah badai siklon tropis, badai petir, badai es, curah hujan ekstrem, banjir, embun dan suhu dingin.
Berikut ini rincian setiap contoh:
1. Curah hujan ekstrem
Curah hujan adalah curah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu dengan intensitas tinggi melebihi batas atas curah hujan biasanya dalam waktu tertentu (menit, jam, hari, bulan).
Curah hujan ekstrem dipicu oleh pertumbuhan awan konventif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi.
Selain curah hujan intensitas tinggi, awan cumulonimbus juga umumnya dapat disertai golakan angin kencang, hujan es, dan potensi puting beliung.
2. Angin Kencang
Angin kencang adalah naiknay kecepatan angin lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Apabila terjadi secara tiba-tiba atau mendadak yang berlangsung hujan beberapa detik atau menit maka disebut sebagai gusty yang berkaitan dengan pertumbuhan awan cumulonimbus.
3. Puting Beliung
Puting Beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit hingga beberapa menit.
Angin puting beliung umumnya terjadi pada siang hingga sore hari pada pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).
4. Banjir
Banjir adalah luapan air yang merendam tanah yang biasanya kering.
Banjir dapat terjadi sebagai limpahan air dari badan air, seperti sungai, danau, atau laut, di mana iar melewati atau memecah tanggul, yang mengakibatkan sebagian air keluar dari batas atau mungkin terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah jenuh.
5. Longsor
Tanah longsor terjadi di lingkungan yang ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai dengan sudut tertentu, misalnya pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut.
Dalam banyak kasus, tanah longsor dipicu oleh peristiwa tertenti seperti hujan lebat, gempa bumi, lereng miring untuk membangun jalan, dan banyak lainnya.
Baca juga: Mengenal Potensi Sumber Daya Hutan di Indonesia dan Manfaatnya
Baca juga: Mengenal Konduktor dan Isolator: Pengertian hingga Contoh Pemanfaatannya
6. Kekeringan
Kekeringan adalah defiisti curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu.
Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah yang menyebabkan kerusakan tanaman.
Dampaknya dapat dirasakan di beberapa sektor seperti sektor pertanian, sosial, dan ekonomi.
7. Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah penurunan terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah.
Penyebab dari Karhutla bisa oelh faktor alam seperti kekeringan, musim kemarau yang berkepanjangan dan sambaran petir.
Selain itu, ulah manusia juga dapat menjadi faktor Karhutla yaitu pembakaran hutan secara sengaja untuk membuka lahan baru, membuang puntung rokok dan membakar sampah di dekat area hutan.
Di Indonesia sekira 95 persen Karhutla disebabkan oleh ulah manusia.
8. Kualitas Udara Buruk
Kualitas udara buruk mengacu pada kondisi udara di sekitar tempat tinggal manusia.
Kualitas udara yang buruk berkaitan dengan tingkat polusi udara yang tinggi oleh asap, debu, kabut asap serta pengotor udara lainnya.
Selain itu, kualitas udara juga ditentukan oleh nilai konsentrasi polutan di udara atau berdasarkan indeks-indeks kualitas udara lainnya.
Bencana hidrometeorologi yang terjadi di negara lain, terutama negara empat musim, yaitu badai petir, badai hujan es, tornado, badai salju, hujan salju lebat, longsoran salju, gelombang badai pesisir, banjir termasuk banjir bandang, kekeringan, gelombang panas dan musim dingin.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Bencana Hidrometeorologi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.