Sejarah Wayang Kulit, Perkembangan Wayang di Indonesia dan Peran Dalang dalam Pertunjukan
Sejarah Wayang Kulit, perkembangan wayang di Indonesia dan peran Dalang dalam pertunjukan. Wayang dari Indonesia masuk warisan budaya UNESCO (2008).
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Galigi membawakan cerita wayang dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuat oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035.
Ia berjarak satu wayang dari Jagatkarana ketika menceritakan Arjunawiwaha.
Istilah "Jagatkarana" merupakan sebuah ungkapan yang menggambarkan kehidupan nyata dengan dunia wayang.
Pertunjukkan wayang mengalami perkembangan, baik secara teknis maupun dari segi cerita.
Cerita yang terkenal di kisah wayang Jawa adalah Punakawan.
Punakawan merupakan cerita tradisional tentang empat abdi para ksatria di pewayangan yang terdiri dari Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Selain itu, cerita Mahabharata tentang perang saudara juga cukup populer.
Mahabharata menceritakan tentang lima saudara Pandawa, yaitu Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa yang melawan Kurawa.
Baca juga: Mengenal Batik dan Jenis-jenis Motifnya sebagai Seni Tradisional Indonesia yang Mendunia
Epic Ramayana juga menjadi cerita wayang yang sering dipertunjukkan pada masa Hindu dan Budha di Indonesia.
Kedua epic Mahabharata dan Ramayana sering menjadi cerita utama dalam pertunjukkan wayang, bahkan sampai sekarang.
Adanya kesenian wayang di Indonesia tidak lepas dari penyebaran agama, terutama agama Islam di tanah Jawa yang dibawakan oleh Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga menggunakan media wayang sebagai sarana menyebarkan agama Islam.
Dari perkembangan wayang tersebut, musik yang mengiringi pertunjukkan juga menjadi daya tarik tersendiri pada setiap pertunjukkan.
Alat musik yang digunakan adalah alat musik tradisional serta dilengkapi dengan penyanyi pengiring pewayangan, sinden.