Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 196 Subtema 3 Pembelajaran 6: Kompetisi Membuat Slime

Berikut ini kunci jawaban Buku Tematik Tema 9 Kelas 5 SD halaman 196 Subtema 3 Pembelajaran 6: Mengapa slime disebut sebagai zat campuran?

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 196 Subtema 3 Pembelajaran 6: Kompetisi Membuat Slime
Buku tematik kelas 5 tema 9
Kunci jawaban Buku Tematik Tema 9 Kelas 5 SD halaman 196 Subtema 3 Pembelajaran 6: Mengapa slime disebut sebagai zat campuran? 

“Tapi kan slime kita tidak memiliki merek,” jawab Rani.

“Ha…haha…ha…haha….,” tawa Dhia dan Rani hampir bersamaan.

Slime adalah mainan yang berbahan dasar lem. Slime memiliki tekstur kenyal yang biasa dimainkan dengan cara ditekan dan ditarik. Mainan slime berasal dari negeri gajah putih alias Thailand.

Rani, Dhia, dan teman di sekolah memang suka memainkan slime. Mereka jarang membeli slime di toko, pameran-pameran, atau secara online. Mereka sering membuat slime bersama-sama. Mereka lebih suka membuat sendiri karena bisa menyalurkan kreativitas masing-masing baik warna, tingkat kelembutan, dan banyak sedikit jumlah slime. Membuat slime bersama-sama juga memupuk rasa kerukunan, persaudaraan, dan persatuan antarteman. Mereka dapat bekerja sama dan menghormati perbedaan keinginan saat membuat slime.

Rani dan teman-temannya biasa membeli bahan-bahan slime di toko dekat sekolah. Mereka iuran untuk membeli bahan-bahan tersebut. Uang yang terkumpul dibelikan bahan seperti lem dan slime activator atau pengaktif slime. Slime activator biasanya terbuat dari campuran boraks dan air. Semua bahan tersebut dicampur, lalu diaduk sampai tidak lengket dan lembut. Slime termasuk zat campuran karena terdiri atas beberapa bahan yang dicampur menjadi satu.

Rani dan teman-teman biasa membuat slime pada hari Minggu atau libur sekolah. Mereka memanfaatkan waktu untuk membuat slime. Slime-slime yang mereka hasilkan terkadang pesanan teman-teman di sekolah atau anak-anak di sekitar tempat tinggal mereka. Hasil penjualan slime dikumpulkan dalam sebuah celengan. Kelak, jika celengan sudah penuh, Rani berencana membagi uangnya secara adil.

Hari Minggu Rani dan teman-temannya berkumpul di rumahnya. Mereka memiliki jadwal membuat slime. Mereka akan memenuhi beberapa pesanan slime dari teman-teman di sekolah.

BERITA TERKAIT

“Teman-teman, aku ada berita loh,” kata Dhia.

“Berita apa, Dhia?” tanya Rani.

“Begini, aku kemarin membaca pengumuman. Pusat perbelanjaan Binar akan menyelenggarakan kompetisi pembuatan slime,” kata Dhia sangat antusias.

“Wow, kata Desi. Benar, Dhi?” tanya Desi kepada Dhia.

“Iya, teman-teman. Aku berkata benar. Bagaimana kalau kita semua ikut kompetisi tersebut,” kata Dhia.

“Aku setuju, Dhia. Kita bisa bersaing dengan peserta lain dalam keahlian membuat slime. Berapa biaya pendaftaran kompetisi itu, Dhia?” tanya Rani.

“Kalau tidak salah Rp20.000,00. Kita harus memberi tahu orang tua masing-masing. Kita minta izin kepada mereka. Jika diizinkan, kita minta tolong kepada ayah atau ibu untuk mendaftarkan di kompetisi tersebut,” kata Dhia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas