Kemendikbudristek: Festival Musik Tradisi Bangun Kesadaran Terhadap Jati Diri Bangsa
Festival Musik Tradisi Indonesia merupakan salah satu upaya Kemendikbudristek menjalankan amanat Undang-undang Pemajuan Kebudayaan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek menggelar Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) Tidore Marasante yang berlangsung di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan ajang ini membangkitkan kesadaran terhadap jati diri bangsa.
"Tujuan FMTI antara lain membangun ekosistem musik tradisi dengan cara mengenalkan kembali dan membangun kesadaran terhadap kebanggaan dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kekayaan budaya," ujar Hilmar melalui keterangan tertulis, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Kemendikbudristek Dorong Pelaksanaan PTM 100 Persen yang Aman
FMTI, menurut Hilmar, merupakan salah satu upaya Kemendikbudristek menjalankan amanat Undang-undang Pemajuan Kebudayaan.
Langkah ini dilakukan untuk melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktek kebudayaan di Tanah Air.
"FMTI bukan hanya sebuah event. Dalam penyelenggaraannya, ada proses panjang penggalian potensi komunitas seni dan budaya dan ada pendampingan yang tetap memegang prinsip Merdeka Berbudaya," kata Hilmar.
Rencananya, FMTI di Tidore bakal digelar lagi di masa depan dengan tujuan memperkuat dan memajukan ekosistem kebudayaan lokal sehingga mampu mengonsolidasi generasi muda sebagai pilar utama pelestarian musik tradisi.
Guna diketahui, Marasante dalam bahasa Tidore berarti keberanian tanpa pamrih yang merupakan diksi berkonsep filosofis menjelaskan visi dalam suatu usaha dan cita-cita bersama untuk pelestarian musik tradisi lokal.
Marasante biasa dinyanyikan dalam syair kesenian lokal untuk memaparkan cita-cita dan perjalanan peradaban Tidore.
Hal tersebut dapat dicermati dari penggalan syair lagu “Jang foloi Marasante, gam jang se kie macahaya lape salina” yang diterjemahkan Marasante bagus sekali, negeri dan gunung indah berlapis cahaya.
Makna dari lagu-lagu Marasante memiliki makna peristiwa dan kesadaran spiritual masyarakat Tidore terhadap makrokosmor yang berhubungan antara alam dan kehidupan sosialnya.
Dalam FMTI Marasante 2022, Faisal Tan menjadi komposer dari kolaborasi lima lagu instrumental bakal ditampilkan dengan memadukan alat musik tradisional seperti rabubu, filok, tifa, seruling, maupun lainnya.
FMTI Marasante 2022 diselenggarakan sekaligus mendukung dan menyambut tibanya para laskar Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) di Tidore.