Sejarah Ledakan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, Peristiwa Berdarah Buat Jepang Menyerah Perang
Sejarah ledakan bom atom Hiroshima dan Nagasaki peristiwa kelam yang membuat Jepang menyerah perang pada 15 Agustus 1945, setelah di bom AS.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
Banyak korban dilaporkan menderita kanker dan bentuk penyakit lain yang disebabkan oleh radiasi bom.
Banyak bangunan hancur total atau rusak.
Pihak Jepang menyadari serangan lain bisa terjadi setelah Hiroshima.
Tetapi tekad orang Jepang memutuskan untuk bertahan daripada menyerah.
Serangan berikutnya, bom plutonium berjuluk Fat Man, jatuh di Nagasaki pada 9 Agustus.
Sebanyak 80.000 orang tewas, sebagian besar korbannya adalah warga sipil.
Hiroshima dan Nagasaki dipilih menjadi target pemboman karena menjadi pusat militer dan industri.
Dari kedua wilayah itu juga sebagai pemasok sumber daya angkatan bersenjata Jepang, pembuatan senjata, dan teknologi militer lainnya.
Setelah peristiwa kelam itu, Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945.
Baca juga: Sejarah Hari Ini, 76 Tahun Peristiwa Ledakan Bom Atom Hiroshima
Alasan AS menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki
Dikutip dari History.com, Presiden AS Truman pada saat itu menginginkan penggunaan bom atom untuk melawan Jepang, karena ingin mempersingkat perang di Pasifik.
AS berdalih dengan begitu mereka dapat menghindari invasi ke Jepang dan menyelamatkan ratusan ribu nyawa orang Amerika.
Sebab Jepang dikenal dengan bangsa yang tidak pernah menyerah ketika selama perang berlangsung.
Menurut sejarawan Gar Alperovitz, penulis buku "The Decision to Use the Atomic Bomb", tujuan penggunaan bom ini juga bertujuan untuk menagalahkan Uni Soviet.
Amerika Serikat mengerahkan bom plutonium di Nagasaki untuk memperjelas kekuatan persenjataan nuklirnya dan memastikan supremasi negara dalam hierarki kekuatan global.
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)