Tak Hanya Berkompetisi, Peserta IOI Diajak Belajar Seni Budaya Indonesia
Agustus ini Indonesia menjadi tuan rumah International Olympiad in Informatics (IOI) atau Olimpiade Informatika Internasional ke-34
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Agustus ini Indonesia menjadi tuan rumah International Olympiad in Informatics (IOI) atau Olimpiade Informatika Internasional ke-34. Lebih dari 350 siswa sekolah menengah dari 80 negara lebih berkompetisi di Yogyakarta.
Setelah menjalani kompetisi hari pertama pada Rabu (10/8/2022) kemarin, para peserta berkesempatan mengikuti kegiatan ekskursi ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Kamis (11/8/2022).
Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok menghadiri workshop yang digelar oleh ISI Yogyakarta.
Salah satu peserta dari Bosnia and Herzegovina, Haris Imamovic (18) berkesempatan untuk mengikuti workshop fotografi cyanotype di Fakultas Seni Media Rekam (FSMR).
"Ini sangat keren, karena kita jadi tahu sejarah fotografi dan perkembangannya. Dan saya suka kimia, proses chemical sangat mengasyikan," ujarnya.
Terkait IOI, ia menyatakan bahwa ini perlombaan yang sangat hebat di mana para peserta harus kemampuan penyelesaian masalah di bidang informatika.
"Akhirnya bisa ikut lagi setelah dua tahun IOI dilakukan secara online, saya rindu bertemu teman-teman dari berbagai negara. Saya pernah mengikuti IOI di tahun 2019, akhirnya bisa ikut lagi dan Indonesia adalah negara yang indah," katanya.
Sementara itu Dekan FSMR, Irwandi menjelaskan bahwa dalam kesempatan ini pihaknya menggelar workshop fotografi dan sinematografi. Ini merupakan sarana refreshing bagi para peserta yang ikut IOI.
"Kegiatan di ISI ini dapat memberikan keseimbangan antara dunia teknologi dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia," ujarnya.
Kesempatan ini juga digunakan untuk diseminasi ISI Yogyakarta di tataran internasional. Terlebih lokasi workshop berada di galeri Pandeng yang telah bekerjasama dengan FIAP (Fédération Internationale de l'Art Photographique), dengan demikian semua kegiatan di galeri Pandeng bisa terpublikasikan melalui FIAP News.
"Kebetulan diselenggarakan di galeri internasional yang bekerjasama dengan FIAP, sehingga semakin memperkuat suara ISI di tingkat dunia," tandasnya.
Ketua Ikatan Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia Reinhart Hermanus mengungkapkan bahwa sejak dibukanya IOI, semua kegiatan telah berjalan dengan lancar.
Terlebih dalam ekskursi di ISI Yogyakarta, para peserta terlihat antusias karena bisa mengenal budaya Indonesia melalui workshop tari, gamelan, komik, fotografi dan lain-lain.
"IOI adalah acara dari UNESCO, jadi selain untuk kompetisi juga untuk pertukaran budaya, persahabatan, Maka para kontestan tidak hanya lomba saja, tapi bisa ada waktu mereka jalan-jalan untuk berbaur satu sama lain dan mengenal budaya Indonesia," terangnya.
Reinhart menyatakan para peserta yang terlibat dalam IOI adalah talenta muda terbaik di setiap negara di bidang informatika. Dan kedepannya mereka berpotensi menjadi pemimpin di dunia informatika.
Kali ini Indonesia menjadi tuan rumah dan ia berharap dapat meningkatkan perhatian pemerintah terhadap talenta-talenta digital muda di indonesia yang berpotensi menjadi ujung tombak perekonomian Indonesia terutama di bidang informatika.
"Indonesia sendiri memiliki potensi cukup besar apalagi perkembangan digital di Indonesia cukup pesat dan pengguna internet sangat banyak. Investor luar juga banyak tertarik untuk masuk di Indonesia, termasuk perusahaan luar juga menarik pasar di indonesia. IOI menjadi momentum penting untuk menarik minat industri dan mengenalkan bahwa informatika di Indonesia tidak ketinggalan dan cukup potensial di kalangan Asia bahkan global," tandasnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi menyatakan bahwa ajang ini menjadi kesempatan bagi generasi berbakat Indonesia untuk mengasah kompetensi dan mengaktualisasikan dirinya secara lebih luas.
"Kita ingin menciptakan pemimpin muda yang menjadi inspirasi bagi kaumnya agar talenta ini tidak padam di tengah jalan," ujarnya.
Menurutnya, kompetisi ini adalah dorongan dan medan aktualisasi diri bagi para siswa. Asep menambahkan, dalam mendukung kecintaan generasi muda Indonesia di bidang komputer, Kemendikbudristek selalu mengembangkan materi pembinaan yang relevan bagi para peserta. Apresiasi dan komitmen Kemendikbudristek diwujudkan dengan memberi beasiswa talenta sejak dua tahun terakhir.
"Kami dorong mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik sehingga mereka bisa menjaga dan mengembangkan talentanya untuk pada akhirnya berkontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan bangsa," ungkapnya.(*)