Lulusan Sekolah Mitra STI: Setengahnya Diterima Kerja, 25 Persen Berwirausaha
Peningkatan kualitas pendidikan vokasi menjadi kunci mengurangi pengangguran dan pemerintah mendorong kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
"Kami mengapresiasi langkah konsisten Samsung melalui program Samsung Tech Institute untuk mencetak lulusan SMK yang siap kerja dengan bekal keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ujarnya.
Program STI berdiri pada 2013 dengan nama Rumah Belajar Samsung dan programnya kemudian disempurnakan pada 2017 dengan memperkaya kurikulum dan memperluas target penerima manfaat yakni SMK di Indonesia guna menghasilkan lulusan yang dapat diserap langsung oleh industri.
SMK yang menjadi mitra STI harus memiliki satu jurusan: Teknik Komputer, Teknik Audio Video, Teknik Elektronika, dan Rekayasa Perangkat Lunak. Mereka akan mendapatkan beberapa keuntungan berupa kurikulum sinkronikasi, guest lecture, TOT (guru), PKL (service center & in-store), peluang kandidat pegawai berdasarkan kebutuhan industri, serta panduan sarana dan prasarana.
Siswa di STI juga berkesempatan mendapatkan pelatihan coding dan programming melalui program Samsung Innovation Campus (SIC). Mereka yang lolos sampai fase bootcamp akan mendapatkan sertifikat keikutsertaan, sertifikat PKL, dan pelatihan bagi para guru pembimbing.
Sebanyak 62 persen siswa lulusan STI tahun ini langsung diserap dunia kerja. Sebanyak 22% termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selama 2017-2022 STI telah meluluskan total 4.106 siswa. Khusus tahun 2022, Samsung Tech Institute meluluskan sebanyak 1.370 siswa dari 42 SMK di seluruh Indonesia melalui Uji Kompetensi Keahlian (UKK), yang dilaksanakan pada Maret-Juni 2022.
"Dari 4.106 siswa penerima manfaat STI, 50% telah lulus dan bekerja,” ujar Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.