Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban PKN Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 88, Uji Kompetensi Bab IV

Berikut kunci jawaban PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88. Memuat tugas Uji Kompetensi bab IV.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Kunci Jawaban PKN Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 88, Uji Kompetensi Bab IV
Buku PKN Kurikulum Merdeka Kelas 7
Kunci jawaban PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88. Terdapat tugas Uji Kompetensi terkait materi Kebinekaan Indonesia pada bab IV. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88.

Pada buku PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88 memuat tugas Uji Kompetensi pada bab IV.

Soal Uji Kompetensi pada buku PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88 membahas terkait materi Kebinekaan Indonesia.

Sebelum menengok kunci jawaban PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88 diharapkan siswa mengerjakan soal secara mandiri.

Kunci jawaban PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 ini diperuntukkan bagi orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Tribunnews.com tidak bertanggung jawab dalam perbedaan jawaban pada kunci jawaban PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88.

pkn merdeka kelas 7 hal 88
Tugas Uji Kompetensi bab IV PKN Kurikulum Merdeka kelas 7 halaman 88.

Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 7 Kurikulum Merdeka Halaman 19: Ayo Mencoba

Uji Kompetensi

Berita Rekomendasi

1. Selama ini ada anggapan bahwa laki-laki selalu lebih kuat dibanding perempuan. Karena itu dalam memilih pimpinan seperti ketua kelas, ketua kelompok, kepala desa, hingga kepala daerah dan kepala negara sering mementingkan yang laki-laki, walaupun ada perempuan yang baik untuk menjadi pemimpin. Ada yang menggunakan ayat agama yang menyebutkan ‘laki-laki itu pemimpin perempuan’ sebagai alasan, walaupun ada ayat yang juga sangat jelas bahwa ‘yang paling mulia di sisi Tuhan adalah yang bertakwa’ baik perempuan atau laki-laki. Bagaimana pandangan kalian tentang itu? Lalu bagaimana caranya meningkatkan
kesadaran gender?

Jawaban:

Pandangan mengenai hal tersebut yakni pada saat ini lebih melihat kemampuan, kecakapan seseorang dalam menangani sebuah perkerjaan, hal ini menjadi lebih utama dibandingkan gender.

Jadi di satu tempat tidak selalu laki-laki yang menjadi pemimpin misalnya terdapat ketua kelas wanita, ini menunjukan dikelasnya dia dipercaya dapat melaksanakan itu dengan baik.

Untuk meningkatkan kesadaran gender, perlu adanya sosialisasi terkait kesetaraan gender.

Sehingga hal tersebut dapat membuka wawasan pikiran untuk tidak selalu memandang bahwa laki-laki lebih hebat dibanding perempuan.

2. Ada orang-orang di beberapa daerah yang mengajak warga setempat untuk menolak pendatang, seolah-olah Tuhan menciptakan bumi ini hanya mereka sendiri. Padahal banyak warga pendatang telah berjasa untuk ikut memajukan daerah tersebut baik secara sosial seperti di bidang pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan dan ekonomi. Bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa beragamnya warga termasuk para pendatang akan membuat daerah tersebut maju, sedangkan menolak keragaman penduduk akan membuat suatu daerah akan terus terbelakang?

Jawaban:

Peran pemimpin desa atau daerah setempat sangatlah penting untuk mengedukasi warga, bahwa dunia akan terus melangkah maju, dan suatu saat mereka akan membutuhkan hal tersebut.

Hal tersebut dilakukan untuk kemajuan daerah secara umum, dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Dengan adanya pendatang justru dapat mempermudah pemerintah dalam memberikan bantuan teknologi ataupun sarana prasarana bagi daerah pelosok.

Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 64, Uji Kompetensi Bab III

3. Setiap umat beragama harus sangat yakin dengan ajaran agamanya masing-masing. Namun setiap pemeluk suatu agama juga harus menghormati pemeluk agama lain karena agama juga mengajarkan bahwa ‘bagiku agamaku, dan bagimu agamamu’. Bagaimana kalian menjalankan dua prinsip itu?

Jawaban:

Ketika menjalankan agama yang sudah dipercaya dan dianut maka harus sepenuh hati.

Namun hal tersebut tidak membuat rasa toleransi terhadap agama lain menjadi berkurang.

Toleransi beragama tersebut dapat dilakukan dengan cara menghormati dan tidak mengganggu ketika agama lain sedang berdoa maupun beribadah.

Dua prinsip tersebut harus dipegang tanpa melanggar norma agama satu sama lain, karena masing-masing punya kepercayaan.

Sehingga tidak akan terjadi perpecahan dan tidak ada pihak yang dirugikan.

*) Disclaimer:

- Artikel ini hanya ditujukan kepada orangtua untuk memandu proses belajar anak.

- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas