Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67: Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Novel Sejarah

Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67 Kegiatan 1 tentang Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel sejarah.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67: Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Novel Sejarah
Buku Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA/SMK
Soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67 Kegiatan 1 tentang Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel sejarah. 

Kemudian, disebutkan juga kelebihan bangsa Jawa adalah sangat peka terhadap suara hati.

Terdapat juga penyebutan kata wayang dan tembang macapat yang merupakan piranti kebudayaan kesenian.

Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 10 Halaman 162 163: Sikap dan Perbuatan Elan

3. Nilai Sosial:

"Ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini lebih suka bercakap bahasa Jawa.

”Sugeng”, kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus. Jan Willem van Rijnst bergerak menyamping, membuka tangan kanannya, memberi isyarat kepada Danurejo untuk masuk dan duduk."

Nilai sosial dalam kutipan novel pangeran Dipongero tersebut yakni ketika terjadi interaksi di antara dua orang dengan latar belakang bangsa dan budaya yang berbeda, melakukan pertemuan dan dialog.

Selain itu, tampak pada sikap Danurejo II yang tetap menghormati dan bersikap dengan ramah dan sopan kepada van Rijnst meski merupakan musuh dari Sultan Hamengkubuwono II, begitu pula dengan van Rijnst yang sangat peduli dengan tata krama dalam menyambut tamunya dengan baik.

BERITA REKOMENDASI

4. Nilai Ketuhanan/Religi:

"Terlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi, masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme, maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon, membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas."

Nilai ketuhanan yang dimunculkan pada kutipan tersebut adalah latar belakang agama van Rijnst yaitu Katolik dan Protestan. Kemudian, disebut juga agama Hindu Buddha dan Islam.

*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.


(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas