Rektor UT: PJJ Bantu Pekerja Migran Raih Pendidikan di Perguruan Tinggi
Rektor Universitas Terbuka sebut perkuliahan jarak jauh (PJJ) memungkinkan para pekerja migran Indonesia (PMI) mengakses pendidikan di perguruan tingg
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat mengatakan perkuliahan jarak jauh (PJJ) memungkinkan para pekerja migran Indonesia (PMI) mengakses pendidikan di perguruan tinggi.
Menurut Ojat, para PMI memiliki kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya di perguruan tinggi.
"Kami berupaya menyediakan layanan pendidikan tinggi jarak jauh bagi WNI di luar negeri. Hal ini merupakan wujud perhatian kita bagi pekerja migran Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya," ujar Ojat melalui keterangan tertulis, Kamis (29/12/2022).
Ojat mengungkapkan selama ini para PMI kesulitan mengakses perkuliahan, karena kesibukan pekerjaannya.
Sehingga, menurut Ojat, PJJ dapat menjadi solusi para PMI untuk mengakses pendidikan tinggi.
Baca juga: Perguruan Tinggi Gunakan Dana Pengabdian Masyarakat Bantu Kembangkan Desa Wisata Pascapandemi
"Sangat sulit bagi mereka yang bekerja sambil mengikuti kuliah di perguruan tinggi tatap muka, apalagi harus meninggalkan pekerjaannya," kata Ojat.
UT melalui Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) melakukan perpanjangan perjanjian kerja sama dengan Konsulat Republik Indonesia Tawau (KRI), Sabah, Malaysia terkait dengan penyelengaraan pendidikan tinggi.
Penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dilaksanakan secara hibrid antara Rektor UT Prof Ojat Darojat dan Konsul RI Tawau Heni Hamidah di Kantor Pusat UT, Tangerang Selatan, dan Kepala Perwakilan Kantor Konsulat RI Tawau, Sabah.
"Saat ini ada 420 ribu mahasiswa aktif berkuliah di UT. Saat ini banyak mahasiswa UT berada di luar negeri, termasuk terbanyak di Malaysia, Hong Kong, Singapura, dan Taiwan," ucap Ojat.
Sementara itu, Kepala Konsul RI Tawau Heni Hamidah mengatakan Pemerintah berupaya menyediakan fasilitas pendidikan tinggi bagi warga negara Indonesia di luar negeri.
"Saat ini mahasiswa yang terdaftar 50 orang mahasiswa, baik kelas tatap muka langsung atau online dengan 40 mahasiswa untuk program studi PGST, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Manajemen," ujar Heni.
Baca juga: Raih Penghargaan dari Kemenristek Dikti, BRGM Gencar Lakukan Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi
Sampai tahun 2022 ini, UT telah menyediakan pelayanan pendidikan di 50 Negara dan 90 kota, khususnya di kantong-kantong pekerja migran Indonesia, seperti Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, dan Arab Saudi (Riyadh, Mekah, Madinah, dan Jeddah).
Khusus di Malaysia, jumlah mahasiswa aktif sebanyak 972 orang dengan rincian mahasiswa UT di Kuala Lumpur sebanyak 244 mahasiswa.
Lalu di Penang sebanyak 294 mahasiswa, Johor (212), Kinabalu (63), Kucing (36) dan Tawau sebanyak 40 mahasiswa.