Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia, Dilengkapi Kunci Jawaban dan Pembahasan

Berikut contoh soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia dalam Tes Potensi Skolastik (TPS). Memuat kunci jawaban serta pembahasan soal.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia, Dilengkapi Kunci Jawaban dan Pembahasan
freepik.com
Ilustrasi Ujian - Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia dalam Tes Potensi Skolastik (TPS). Terdiri dari jawaban dan pembahasan soal. 

TRIBUNNEWS.COM - Di tahun 2023, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) diganti menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Pada SNBT, siswa akan mengikuti Tes Potensi Skolastik (TPS) yang berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran pemecahan masalah.

Salah satu kemampuan siswa yang akan diukur adalah Literasi Bahasa Indonesia.

Berikut adalah contoh soal Literasi Bahasa Indonesia, dikutip dari simulasi-tes.bppp.kemdikbud.go.id.

Contoh soal ini disertai dengan kunci jawaban serta pembahasan soal.

Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia

Baca juga: Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Inggris, Dilengkapi Kunci Jawaban dan Pembahasan

Bacaan untuk soal nomor 1 dan 2.

Berita Rekomendasi

Devide et impera menjadi salah satu senjata kongsi dagang Belanda (VOC) untuk menguasai Nusantara. Istilah ini berasal dari bahasa Spanyol yang kurang lebih artinya ‘belah dan kuasai’. Istilah ini merujuk pada sebuah strategi perang yang dikombinasikan dengan politik, ekonomi, dan sosial untuk menguasai sebuah wilayah atau kelompok. Cara ini bahkan dijadikan kebiasaan oleh VOC dalam hal politik, militer, dan ekonomi untuk melestarikan penjajahannya di Indonesia. Orientasinya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menaklukkan raja-raja di Nusantara. Misalnya dalam kasus Kerajaan Mataram, posisinya semakin melemah karena terbagi menjadi empat wilayah terpisah.

Dalam konteks lain, devide et impera juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat. Kondisi ini terasa sekali ketika kita didera pandemi Covid-19. Kita tak sadar bahwa pro kontra terhadap sebuah kebijakan publik misalnya, justru memperoleh panggung daripada upaya bersama untuk keluar dari pandemi ini. Kondisi di masyarakat saat itu seperti terkena “politik belah dan kuasai”. Ego “siapa kami” lebih mengemuka dibandingkan “inilah kita!”.

Media sosial menjadi ajang untuk mengaduk-aduk jejak digital masa kelam. Lantas, langkah yang sudah mulai ke depan kembali mundur. Upaya untuk membentuk imunitas komunal pun memperoleh hambatan justru di pusat kasus. Misalnya, hasil survei mencatat persentase warga DKI Jakarta yang menolak vaksinasi Covid-19 paling tinggi di Indonesia, yakni 33 persen. Kita patut merenungkan ucapan ahli virus, Faheem Younus, “Orang yang terpecah tidak bisa menang melawan virus yang bersatu.”

1. Berilah tanda centang (√) pada kolom BENAR atau SALAH setiap pernyataan berikut sesuai dengan bacaan.

Kongsi dagang Pemerintah Belanda menggunakan siasat devide et impera untuk menguasai wilayah di Nusantara.

Jawaban: Benar

Kerajaan Mataram terbagi menjadi empat wilayah yang terpisah-pisah karena adanya perluasan daerah kekuasaan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas