Sejarah Grebeg Besar di Demak, Bermula dari Peresmian Masjid Demak
Seni budaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Salah satunya adalah Grebeg Besar di Demak.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seni budaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara.
Tradisi ini sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara.
Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat ini.
Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masing-masing.
Salah satunya adalah Grebeg Besar di Demak.
Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah, dikutip dari Buku Pendidikan Agama Islam Kelas 9 SMP yang diterbitkan oleh Kemdikbud.
Baca juga: 3 Prinsip Islam dalam Memandang Sebuah Budaya
Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban.
Tradisi ini cukup menarik karena Demak merupakan pusat perjuangan Walisongo dalam dakwah.
Sejarah Grebeg Besar di Demak
Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun 1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap 40 hari peresmian penyempurnaan Masjid Agung Demak.
Masjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun 1399 Caka, bertepatan 1477 Masehi.
Tahun berdirinya masjid ini tertulis pada bagian Candrasengkala "Lawang Trus Gunaning Janmo".
Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri meresmikan penyempurnaan masjid Demak.
Tanpa diduga pengunjung yang hadir sangat banyak.
Kesempatan ini kemudian digunakan para Wali untuk melakukan dakwah Islam.
Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah untuk merayakan Hari Raya Kurban dan memperingati peresmian Masjid Demak.
(Tribunnews.com, Widya)