Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Apa yang Salah pada Pendidikan Karakter Kita?
Dunia pendidikan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Dewi Agustina
Salah satu peran masyarakat dalam pembentukan karakter yang menjadi jati diri bangsa adalah sikap keteladanan yang seharusnya diperlihatkan oleh tokoh tokoh masyarakat baik formal maupun informal.
Sayangnya tidak banyak tokoh yang bisa dihadirkan sebagai teladan bagi generasi muda.
Para tokoh justru banyak yang bertikai saling serang bahkan dengan menggunakan bahasa kurang santun dan menunjukan arogansi.
Hal itulah yang memfasilitasi tumbuhnya sikap intoleransi dalam jiwa generasi muda.
Novianty juga melihat perkembangan dunia media sosial yang tidak bisa dibendung, menjadikan generasi peserta didik dapat dengan mudah mendapatkan informasi hanya dengan mengakses melalui layar handphone atau gadget lainnya.
"Begitu pula sikap pamer kekayaan atau flexing yang dilakukan sejumlah tokoh, kalangan selebritas dan selebgram banyak ditiru oleh sebagian generasi muda. Mereka pun tergiur hal-hal materialistik yang membangun semangat instan ingin cepat kaya atau bagaimana cara menonjolkan diri agar terlihat kaya."
"Pelecehan seksual yang akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik juga berpengaruh buruk bagi generasi penerus. Orang-orang yang seharusnya jadi teladan atau idola mereka justru menunjukkan perilaku tidak bermoral," ungkap Novianty.
Dia menjelaskan, pihaknya berinisiatif melakukan refleksi diri, khususnya para pendidik dan pembuat kebijakan tentang kurikulum di sekolah yang merupakan bagian dari sentra sekolah.
Novianty mengatakan pendidikan karakter telah menjadi wacana sentral pendidikan di Indonesia sejak tahun 2010.
Kemendikbud telah mewajibkan semua sekolah menyisipkan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dalam kurikulum 2013 Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dilakukan dengan memuat nilai-nilai karakter dalam semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Novianty juga mengimbau agar setiap guru harus mempersiapkan pendidikan karakter mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasinya.
"Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan mengubah sikap pembelajar agar lebih santun melalui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Artinya, jika memiliki sikap dan mental yang terpuji, pembelajar akan mampu menyerap ilmu dengan baik dan tentu menjadi generasi yang bersih."
"Namun saat itu banyak yang bertanya bagaimana cara mengintegrasikan semua nilai pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran, hal ini menjadi tantangan bagi semua pendidik di Sekolah Putra Pertiwi dan diharapkan menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pendidik atau guru di Tanah Air."
"Saya berharap dengan kerja sama tiga elemen, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, saya optimistis permasalahan seperti sekarang akan diminimalisir atau bisa menjadi tidak ada," kata Novianty. (*/)