Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dakwah: Pengertian, Adab, Tujuan dan Sasaran

Berikut ini adalah pengertian, dalil, adab, tujuan hingga sasaran dakwah.

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Dakwah: Pengertian, Adab, Tujuan dan Sasaran
Freepik
Ilustrasi Al-Quran - Berikut pengertian, dalil, adab, tujuan hingga sasaran dakwah. 

1. Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan sikap yang bijaksana.

2. Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara-cara persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran, i’tibar dan pelajaran hidup).

3. Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.

4. Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).

Tujuan Dakwah

Merujuk Q.S. an-Nur/24 ayat 55, tujuan dakwah adalah menyeru dan mengajak segenap manusia agar konsisten atau istiqamah dalam:

a. Beriman hanya kepada Allah Swt. dan tidak melakukan kemusyrikan (tauhid/akidah);

Berita Rekomendasi

b. Menjadikan seluruh aktivitasnya hanya beribadah kepada Allah Swt. (ikhlas/syariah);

c. Mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal ibadah/ muamalah);

d. Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw. (akhlak/ihsan).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dakwah adalah mengajak segenap manusia keluar dari jalan kesesatan yang dimurkai, menuju jalan yang benar yang diridhai Allah Swt.

Baca juga: Kemenag: Penceramah Harus Perhatikan Kode Etik Dakwah

Sasaran Dakwah

Sejak zaman dulu (mulai Nabi Adam a.s sampai Nabi Muhammad Saw.), bahkan sampai berakhirnya kehidupan, dakwah memiliki sasaran yang jelas dan tetap, yakni sebagai berikut:

a. Memberi semangat kepada manusia agar selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amalnya, dari baik menjadi terbaik, sudah banyak amalnya agar diperbanyak lagi, serta dari yang sekadar mengejar formalitas menuju ke substansi, sehingga profil mukmin yang sejati menjadi nyata adanya.

b. Mengubah jalan hidup yang tidak baik menjadi baik, serta yang menyimpang dari aturan Allah Swt. agar kembali ke jalan-Nya (melalui taubatan nashuha).

Dengan begitu, derajat, harkat, dan martabat manusia yang sudah terpuruk dan jatuh ke lembah nista dapat terangkat kembali, dan menjalani kehidupan secara benar.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas