Pengertian dan Sejarah tentang Folklor Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya
Simak penjelasan tentang pengertian dan sejarah Folklor Indonesia, ketahui juga sejarah bapak Folklor Indonesia berikut ini.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
Tradisi marumpasa biasanya dilakukan dalam berbagai upacara adat masyarakat Batak, seperti pesta pernikahan, kelahiran, kematian, panen, acara memasuki rumah, dan lain-lain.
Umpasa dituturkan oleh “penatua adat” atau orang yang memiliki pengetahuan mengenai adat.
Tradisi bertutur umpasa juga terdapat pada suku Batak lain, suku Karo, dan suku Mandailing.
Tetapi penyebutan nama umpasa berbeda-beda pada masing-masing wilayah tersebut.
Pada masyarakat Karo umpasa disebut dengan ndung-dungen, pada masyarakat Batak Pak-Pak dan Batak Simalungun juga disebut dengan umpasa atau uppasa, sedangkan pada masyarakat Mandailing disebut dengan pantun.
Ini adalah salah satu bait umpasa atau pantun pada masyarakat Batak Toba:
Bintang na rumiris, (Bintang yang berjejer rapi atau berjumlah banyak)
Ombun na sumorop. (Embun yang mengendap)
Anak pe antong riris, (Anak pun banyak)
Baru pe antong torop. (anak laki-laki dan perempuan)
Baca juga: Keberagaman Budaya di Indonesia, Mulai dari Lagu Daerah, Tarian hingga Tradisi
Menurut Simanjuntak, makna dari umpasa di atas berkaitan dengan kedudukan laki-laki yang dianggap sangat penting, sebagai penerus marga ayahnya.
Umpasa menyiratkan adanya sistem patrilineal yang diyakini masyarakat Batak Toba, sebagaimana baris dalam umpasa tersebut menyebutkan bintang yang mempunyai arti menduduki tempat tinggi atau berada di atas dan bersinar, berarti memperoleh keberhasilan.
Umpasa di atas memiliki arti bahwa keberadaan anak laki-laki pada masyarakat Toba dapat bersinar dan berhasil.
Menurut Alan Dundes (Dananjaya, 1991: 1), merupakan sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya.