Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengertian dan Sejarah tentang Folklor Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya

Simak penjelasan tentang pengertian dan sejarah Folklor Indonesia, ketahui juga sejarah bapak Folklor Indonesia berikut ini.

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pengertian dan Sejarah tentang Folklor Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya
gislearning.wordpress.com
Peta Indonesia - Ilustrasi - Penjelasan tentang pengertian dan sejarah Folklor Indonesia, ketahui juga sejarah bapak Folklor Indonesia berikut ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak berbagai folklor yang ada di Indonesia.

Pada mata pelajaran Antropologi kelas XI SMA kali ini akan membahas tentang materi Folklor Indonesia.

Folklor merupakan sebagai bahan kajian yang berhubungan dengan budaya antropologi.

Folklor adalah sebuah tradisi yang ada di negara Indonesia.

Simak pengertian tentang folklor di Indonesia, lengkap dengan penjelasannya.

Baca juga: Perdagangan Antarnegara: Pengertian, Manfaat dan Faktor yang Mendorong Perdagangan Antarnegara

Pengertian Folklor

Kata folklor berasal dari Bahasa Inggris folklore yang merupakan kata majemuk dari kata folk dan lore.

Berita Rekomendasi

Kata folk sama artinya dengan kata kolektif. Secara sederhana, folklor ini merupakan bentuk tradisi lisan yang diwariskan turun temurun pada satu kebudayaan atau komunitas.

Tentunya Indonesia memiliki kekayaan folklor yang menarik untuk dikaji.

Tradisi marumpasa adalah salah satu bentuk folklor Indonesia.

Tradisi Marumpasa

Tradisi marumpasa merupakan tradisi berbalas pantun sebagai tradisi lisan yang masih dilestarikan oleh masyarakat Batak Toba.

Umpasa adalah salah satu ragam bahasa lisan berupa pantun yang berisikan kebaikan, doa restu, nasihat, dan permohonan baik yang dipanjatkan kepada Tuhan.

Ini dilakukan dengan harapan umpasa yang dituturkan dapat menjadi berkat bagi penerimanya.

Baca juga: Tablig: Pengertian, Ketentuan, dan Praktik Bertablig

Tradisi marumpasa biasanya dilakukan dalam berbagai upacara adat masyarakat Batak, seperti pesta pernikahan, kelahiran, kematian, panen, acara memasuki rumah, dan lain-lain. 

Umpasa dituturkan oleh “penatua adat” atau orang yang memiliki pengetahuan mengenai adat.

Tradisi bertutur umpasa juga terdapat pada suku Batak lain, suku Karo, dan suku Mandailing.

Tetapi penyebutan nama umpasa berbeda-beda pada masing-masing wilayah tersebut.

Pada masyarakat Karo umpasa disebut dengan ndung-dungen, pada masyarakat Batak Pak-Pak dan Batak Simalungun juga disebut dengan umpasa atau uppasa, sedangkan pada masyarakat Mandailing disebut dengan pantun.

Ini adalah salah satu bait umpasa atau pantun pada masyarakat Batak Toba:

Bintang na rumiris, (Bintang yang berjejer rapi atau berjumlah banyak)

Ombun na sumorop. (Embun yang mengendap)

Anak pe antong riris, (Anak pun banyak)

Baru pe antong torop. (anak laki-laki dan perempuan)

Baca juga: Keberagaman Budaya di Indonesia, Mulai dari Lagu Daerah, Tarian hingga Tradisi

Menurut Simanjuntak, makna dari umpasa di atas berkaitan dengan kedudukan laki-laki yang dianggap sangat penting, sebagai penerus marga ayahnya.

Umpasa menyiratkan adanya sistem patrilineal yang diyakini masyarakat Batak Toba, sebagaimana baris dalam umpasa tersebut menyebutkan bintang yang mempunyai arti menduduki tempat tinggi atau berada di atas dan bersinar, berarti memperoleh keberhasilan.

Umpasa di atas memiliki arti bahwa keberadaan anak laki-laki pada masyarakat Toba dapat bersinar dan berhasil.

Menurut Alan Dundes (Dananjaya, 1991: 1), merupakan sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya.

Sementara Jan Harold Brunvand (Dananjaya,1991) mendefinisikan folklor sebagai kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun aktivitas contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.

Baca juga: Sejarah dan Tema Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia 2023, Lengkap dengan Link Logo

Bapak Folklor Indonesia

Di Indonesia folklor sebagai subdisiplin antropologi relatif belum lama dikenal.

James Danandjaja alias Tan Soe Lien atau yang memiliki nama asli James Tan ini dikenal sebagai bapak Folklor Indonesia.

Ia lahir pada 13 April 1934 dan meninggal di tanggal 21 Oktober 2013.

Dia adalah sosok yang mengenalkan folklor sebagai subdisiplin antropologi.

Ia merupakan seorang pakar folklor (bagian kebudayaan seperti cerita rakyat, legenda, seni rupa) Indonesia.

Danandjaja pernah mengajar antropologi di Universitas Indonesia sejak tahun 1960.

Ia memiliki banyak karya antropologi khususnya folklor di Indonesia.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas