Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan, Mahasiswa Butuh Literasi Pengelolaan Keuangan
Mahasiswa Indonesia diharapkan cukup pengetahuan berupa konsep Piramida dalam Perencanaan Keuangan.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Literasi tentang paradigma pengelolaan keuangan melalui perencanaan keuangan yang terukur tampaknya masih sangat minim diketahui oleh mahasiswa Indonesia.
Minimnya literasi pengelolaan keuangan ini akan berdampak negatif hingga berkepanjangan dirasakan mahasiswa terutama setelah mereka lulus menempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi.
Edukasi Keuangan mengangkat topik “Pentingnya Perencanaan Keuangan” disampaikan Abdul Chalik selaku Head of Sharia Business PT Avrist Assurance saat mengunjungi Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Melalui topik ini, mahasiswa mendapatkan pembekalan berupa konsep Piramida dalam Perencanaan Keuangan.
Kemudian mendapatkan penjelasan pula tentang bagaimana cara mengelola keuangan di era saat ini.
Lalu belajar untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Program literasi pengelolaan keuangan ini dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa dari berbagai fakultas, termasuk Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB), Yenny Ernitwati, S.E, M.M, Ak, yang menyampaikan sambutan di acara pembukaan.
Lika Shalia selaku Head of Corporate & Marketing Communication PT Avrist Assurance menjelaskan, program Avrist Goes to Campus ini merupakan kegiatan yang khusus dibuat untuk membuka paradigma para intelektual muda mengenai perencanaan keuangan.
Sehingga, mereka akan memiliki bekal dalam memilih strategi dan keputusan secara bijak baik untuk masa kini dan di masa yang akan datang.
“Untuk itulah Avrist akan hadir dalam memberikan solusi keuangan secara tepat.” kata Lika.