Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka, Prodi PIAUD UIN Surakarta Gelar Sosialisasi ke Guru RA

Prodi PIAUD UIN Surakarta menggelar program bertajuk “Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudlatul Athfal di Solo Raya”

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka, Prodi PIAUD UIN Surakarta Gelar Sosialisasi ke Guru RA
Dok. Prodi PIAUD UIN Raden Mas Said Surakarta
Program Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudlatul Athfal di Soloraya yang digelar oleh Prodi PIAUD UIN Raden Mas Said Surakarta. 

TRIBUNNEWS.COM - Perguruan tinggi terus mendorong pemerataan implementasikan Kurikulum Merdeka di berbagai lapisan tingkat pendidikan.

Seperti yang dilakukan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (Prodi PIAUD) UIN Raden Mas Said Surakarta.

Prodi PIAUD UIN Surakarta menggelar program bertajuk “Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudlatul Athfal di Solo Raya”.

Program berlangsung dari tanggal 22 – 27 Mei 2023 dengan melibatkan 120 guru Raudlatul Athfal (RA) di wilayah Solo Raya.

Ratusan guru Raudlatul Athfal tersebut tersebar di Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Sragen ini bekerja sama dengan Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) di masing-masing wilayah.

Koordinator Prodi PIAUD dan Asesor BAN PAUD Yogyakarta, Tri Utami berharap, sinergi antara Prodi PIAUD dan IGRA di Soloraya ini akan menjadi awal yang baik untuk bersama-sama meningkatkan kesiapan Raudlatul Athfal di sekitar Soloraya dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di lembaga masing-masing scara optimal.

Baca juga: Nadiem Makarim: Miskonsepsi Soal Calistung Buat Anak PAUD Anggap Sekolah Tak Menyenangkan

Lebih lanjut, Tri Utami menyebutkan bahwa pelaksanaan pendampingan tentang sosialisasi kurikulum merdeka di Raudlatul Athfal ini adalah untuk memberikan pengutan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada semua guru Raudlatul Athfal bahwa inti dari proses implementasi Kurikulum Merdeka pada anak usia dini adalah untuk mendorong minat dan bakat siswa, kompetensi, dan pengembangan karakter sejak usia dini.

Berita Rekomendasi

“Kurikulum merdeka ini memberikan ruang baru agar anak dapat merdeka belajar dalam arti belajar sesuai dengan kebutuhannya atau pembelajaran berpusat pada anak," katanya kepada Tribunnews.com lewat keterangan tertulis, Senin (29/5/2023).

Sementara menurut Asesor BAN PAUD Jawa Tengah, Mila Faila Shofa yang merupakan salah satu fasilitator pendampingan, dia menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat penting.

Ia memberikan catatan, semua Lembaga PAUD termasuk Raudlatul Athfal untuk sekarang ini sudah seharusnya untuk segera mempersiapkan diri baik berupa penyiapan bekal pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan tentang kurikulum merdeka serta bagaimana cara mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

“Hadirnya kegiatan sosialisasi kurikulum merdeka ini paling tidak akan menjadi tenaga pendorong bagi pengelola RA di Soloraya untuk bisa segera mengimplementasikan kurikulum merdeka di lembaganya masing-masing” imbuh Mila.

Baca juga: Kemendikbudristek Luncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Suasana program Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudlatul Athfal di Solo Raya yang digelar oleh Prodi PIAUD UIN Raden Mas Said Surakarta pada tanggal 22 – 27 Mei 2023.
Suasana program Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudlatul Athfal di Solo Raya yang digelar oleh Prodi PIAUD UIN Raden Mas Said Surakarta pada tanggal 22 – 27 Mei 2023. (Dok. Prodi PIAUD UIN Raden Mas Said Surakarta)

Karena Raudlatul Athfal berada di bawah Kementerian Agama, maka menurut Asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (BAN PAUD) Jawa Tengah, Subar Junanto fasilitator dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa ada yang khusus dalam kegiatan ini, yaitu adanya penambahan penekanan materi tentang Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA) yang berisi 10 nilai moderasi beragama.

Subar kemudian merincikan nilai-nilai ini, yakni berkeadaban (ta’addub), keteladan (qudwah), kewarganegaraan dan kebangsaan (muwatanah), mengambil jalan tengah (tawassut), berimbang (tawazun), lurus dan tegas (i’tidal), kesetaraan (musawah), musyawarah (syura), toleransi (tasamuh), dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikar).

“Dengan adanya penguatan 10 nilai moderasi beragama dalam implementasi kurikulum merdeka di RA diharapkan agar tumbuh sikap toleransi dan sadar akan keberagaman pada anak sejak dini sehingga mendukung terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," urainya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas