Tingkatkan Pembelajaran Digital di Madrasah, Kemenag Kerjasama dengan Samsung Indonesia
Platform digital ini mengimbangi kelas konvensional, seperti pemberian tugas-tugas berbasis individu dan kelompok kolaborasi dalam merancang proyek
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama RI meneken kerjasama dengan PT Samsung Electronics Indonesia untuk meningkatkan literasi digital bagi Madrasah dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
Nota kesepahaman keduanya ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, M Ali Ramdhani dan Presiden Direktur Samsung Electronics Indonesia, Simon Lee di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 11 Jakarta, Senin (5/6/2023).
"Kerjasama ini akan meningkatkan efektifitas belajar anak-anak madrasah dalam platform digital," kata Ali Ramdhani dalam keteranganya, Rabu.
Ramdhani menuturkan, pihaknya merespon dengan menghadirkan teknologi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Kerja sama ini akan mencakup tiga program yaitu Samsung Smart Learning School (SSLC), Samsung Innovation Campus (SIC), dan Samsung Solve for Tomorrow (SSFT).
Baca juga: Samsung Gelar Galaxy Unpacked 2023 Akhir Juli, Bakal Luncurkan Z Fold 5 dan Z Flip 5
Ketiganya adalah program pengembangan proses belajar mengajar berbasis elektronik yang mendorong peningkatan kompetensi guru dan siswa, pengembangan materi pelatihan, dan penyelarasan kurikulum yang relevan.
Kerjasama yang diteken ini akan berlangsung selama tiga tahun hingga 2025.
Salah satu program utamanya, yaitu Samsung Smart Learning Class (SSLC) adalah kelas online yang menunjang transformasi kelas konvensional menuju school digitalization.
Dengan demikian pendidikan madrasah menjadi lebih mudah diakses, mengakomodasi kebutuhan semua orang, dan mudah dikontrol kualitasnya.
Platform digital yang dikembangkan Samsung ini dapat mengimbangi manfaat kelas konvensional, seperti pemberian tugas-tugas berbasis individu dan kelompok, interaksi siswa dengan guru dan antar siswa, dan ruang kolaborasi dalam merancang proyek.
Lebih dari itu SSLC dapat dipakai untuk penggunaan video, YouTube, dan berbagai aplikasi lainnya.
Untuk dapat berpartisipasi di dalamnya, siswa dan guru didorong kapabilitasnya menggunakan berbagai aplikasi online meeting dan komunikasi digital interaktif.
Presiden Direktur Samsung Electronics Indonesia, Simon Lee mengungkapkan, platform ini mengacu pada konsep pendidikan modern yang akan menjadi model di masa depan.
Riset dan pengembangannya telah dimulai sejak 2017, jauh sebelum pandemi Covid-19.
“Teknologi pasti akan terus berkembang, dan sangat penting untuk menyesuaikan gaya belajar mengajar di kelas agar selaras dengan kemajuannya. Mengintegrasikan teknologi ke dalam rencana pembelajaran dapat lebih efektif mendorong siswa menjadi generasi yang mampu berpikir kritis,” katanya.
Lebih lanjut Simon menjelaskan, hingga hari ini terdapat 16 pilot SSLC yang tersebar di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dengan lebih dari 20 ribu siswa dan 50 ribu guru telah menikmati manfaatnya.
Program ini juga akan mencakup perguruan tinggi melalui program Samsung Innovation Campus (SIC) yang didesain untuk memperkuat keterampilan teknologi dan meningkatkan kesempatan kerja mereka di pasar kerja.
Melalui program yang dinamai Samsung Solve for Tomorrow (SSFT), para peserta akan mendapatkan pembelajaran coding & programming dan Internet of Things atau Artificial Intelligence serta mengembangkan solusi teknologi untuk menjawab berbagai permasalahan di sekitar mereka.