Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 60 Kurikulum Merdeka, Bagan Identifikasi Plot Cerita
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 halaman 60 Kurikulum Merdeka, identifikasi plot cerita Hikayat si Miskin, Bab 3.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Daryono
Bagan Kedua: awal konflik
Paragraf 2:Istri si Miskin kemudian hamil dan ngidam ingin makan buah mempelam, namun si Miskin tidak mampu membelinya. Si Miskin akhirnya pergi ke pasar untuk meminta buah busuk atau sisa dari para pedagang.
Paragraf 6: Para pedagang sangat baik dan memberikan buah mempelam, bahkan ada yang memberi buah lainnya, nasi, hingga kain. Si Miskin segera memberikannya kepada sang istri.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 55 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 1: Tabel Adiksimba
Bagan ketiga: menuju konflik
Paragraf 7: Sesampainya di rumah, sang istri tidak mau memakan buah mempalem dari pasar.
Bagan Keempat: klimaks
Paragraf 8: Sang istri malah menangis, dan ingin mati saja dengan jika tidak bisa memakan buah dari taman raja, dia hanya mau makan buah yang diambil dari taman raja. Demi istri dan calon buah hatinya, si Miskin bertekad datang menemui Maharaja Indera Dewa
Bagan Kelima: penyelesaian
Paragraf 10: Sang istri akhirnya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, hingga suatu hari anak dari si Miskin dengan tampang yang rupawan. Ketika sedang menggali tanah untuk membuat pondasi rumah, si Miskin menemukan emas yang sangat banyak hingga membuatnya kaya raya.
Teks Hikayat Si Miskin:
Asalnya raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar di negeri Antah Berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan kampung mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh yang demikian, tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang kayu dan buah-buahan.
Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu. Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada istrinya, “Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh.”
Setelah didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suaminya, “Diamlah
tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah
mempelam itu kakanda berikan pada tuan.”
Maka istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai
di orang berjualan buah mempelam maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu
orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam, “Hai miskin. Apa kehendakmu?”
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 41 Kurikulum Merdeka, Tabel 2.4 Penelitian Sederhana
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.