Kurikulum Merdeka Dorong Guru dan Kepala Sekolah Susun Kurikulum sesuai Konteks dan Kebutuhan
Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk mendorong pembelajaran yang lebih mendalam sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo mengatakan, penerapan Kurikulum Merdeka saat ini proses pembelajaran benar-benar menjadi lebih fokus untuk membangun pondasi belajar siswa yakni literasi, numerasi dan karakter.
Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk mendorong pembelajaran yang lebih mendalam sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
"Secara bertahap kita melakukan penerapan kurikulum merdeka di seluruh Indonesia," kata Anindito dalam tulisan pengantar buku Insights from Inovasi yang diluncurkan bersamaan dengan diskusi Merajut Transformasi Pembelajaran untuk Anak-anak Indonesia: Mendiskusikan Dampak Reformasi Pendidikan Indonesia dan Merayakan Kemitraan Inovasi di Jakarta belum lama ini.
Insights from Inovasi, sebuah seri buku yang terdiri dari dua jilid yang dikembangkan untuk merayakan kolaborasi Australia dan Indonesia yang merefleksikan pencapaian dan pembelajaran dari kolaborasi ini.
"Kurikulum Merdeka mendorong guru dan kepala sekolah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhannya sehingga bisa menjadi kendaraan untuk menerapkan lebih luas berbagai praktik baik pembelajaran , literasi, numerasi dan karakter," katanya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Rohmat Mulyana mengatakan, membangun peradaban manusia, pembelajaran menjadi penting dalam konteks pendidikan.
Pengetahuan adalah sumber daya yang strategis pada unsur kemanusiaan dan pembelajaran merupakan kebutuhan yang penting dalam pengetahuan yang paling penting karena pengetahuan tidak akan bertambah tanpa adanya proses pembelajaran.
"Saat pendemi covid-19 guru-guru tidak berhenti menghadirkan pembelajaran pembelajaran ke anak-anak demi menjalankan tugas memanusiakan manusia," katanya.
Bahkan, kata dia ada guru yang rela melakukan kunjungan ke rumah murid untuk memastikan murid dapat belajar dan mengejar cita-citanya.
Baca juga: Gus Yahya: Pak Nadiem Belum Pernah jadi Rektor, Koq jadi Menteri Pendidikan
Kementerian Agama (Kemenag) lewat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) terus meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah dengan menjalin kemitraan di bidang pendidikan dengan pemerintah Australia melalui program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi).
"Kemenag banyak mendapatkan manfaat, tambahan program kegiatan yang mendukung untuk terciptanya anak didik dan tenaga kependidikan di kementerian agama yang lebih terampil dan mumpuni, utamanya dibidang literasi dan numerasi," kata Rohmat.
Direktur Program Inovasi, Mark Heyward Ph.D mengatakan, Inovasi yang dimulai tahun 2016 dengan penekanan pada tingkat daerah dan tujuan untuk mengetahui upaya apa yang berhasil diterapkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran bagi semua siswa di sekolah dan daerah.
"Program ini menyatukan para pemangku kepentingan dan mitra untuk mengidentifikasi masalah, mengujicobakan solusi lokal, dan memperluas strategi yang terbukti berhasil meningkatkan hasil pembelajaran," katanya.
Baca juga: Menteri Nadiem Makarim Yakin Guru Tidak Balikkan Arah Merdeka Belajar
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Steve Scott mengatakan, Indonesia dan Australia memiliki hubungan yang kuat dan komitmen bersama untuk memastikan bahwa semua anak dapat mengakses pendidikan yang berkualitas.
"Saya mengapresiasi Pemerintah Indonesia dan semua pihak yang berkelanjutan terhadap reformasi pendidikan, dan kolaborasi yang sukses dengan Inovasi untuk meningkatkan hasil pembelajaran," ujar Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Steve Scott.
"Australia akan terus mendukung upaya yang penting ini melalui program Inovasi tahap ketiga,” katanya.
Diketahui saat tahap kedua, Inovasi mendukung pemerintah dengan memberikan opsi sekolah alternatif untuk mengatasi hilangnya waktu belajar saat pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020.