Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 247 248 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi Aktivitas 4.10

Kunci jawaban IPS kelas 10 halaman 247 248 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi yang ada pada Aktivitas 4.10, dapat disimak di dalam artikel berikut ini.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 247 248 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi Aktivitas 4.10
Buku IPS Kelas 10 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
Kunci jawaban IPS kelas 10 halaman 247 248 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi dapat disimak di dalam artikel berikut ini. 

Di sisi lain, pemenuhan kebutuhan kopi masyarakat di daerah masih minim dan sebagian besar penduduknya membeli kopi dari luar. Artinya, gerakan tanam kopi bisa menjadi solusi untuk kemandirian pemenuhan kebutuhan kopi lokal. Dari kebun kopi seluas sekitar 1,5 hektare, terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat lokal. Bahkan, untuk membeli kopi, konsumen harus pesan terlebih dahulu agar mendapat bagian. Untuk harga biji kopi dijual mulai Rp45.000—Rp50.000 per kilogram.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 217 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi Aktivitas 4.1

Budi daya perawatan kopi jenis liberika juga tidak terlalu sulit, tetapi tetap harus hati-hati. Pemupukan budi daya kopi jenis liberika juga tidak sulit. Hanya perlu menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan kambing yang dipelihara di sekitar kebun kopi. Adapun kendala budi daya tanam kopi adalah pengelolaan pascapanen karena masih dikerjakan secara manual, mulai pengupasan kulit luar hingga dalam. Pengerjaan secara manual berdampak pada bentuk biji kopi yang rentan pecah dan pengerjaannya pun tidak bisa dalam jumlah banyak serta cepat.

Selain gerakan tanam, petani juga diajarkan upaya pemasaran komoditas kopi liberika. Misalnya, mengemas kopi bubuk dengan merek sesuai nama desanya. Kini, kopi Liberika Sendoyan telah menjadi identitas kopi Kalimantan Barat. Jenis kopi ini juga sangat diminati karena rendah kafein sehingga aman bagi lambung.

Disunting dari Hidranto, F. 2023. Liberika Sendoyan, Kopi Khas Kalbar. diakses dari https://indonesia.go.id/kategori/komoditas/7430/liberika-sendoyan-kopi-khas-kalbar?lang=1

Berdasarkan artikel di atas, jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Temukan masalah permintaan dan penawaran terkait dengan kopi pada artikel di atas!

Jawaban: Artikel mengenai kopi Liberika Sendoyan dari Kalimantan Barat menunjukkan beberapa masalah terkait dengan permintaan dan penawaran kopi.

Berita Rekomendasi

Berikut adalah ringkasan masalah tersebut:

Masalah Permintaan:

Kebutuhan Pasar Lokal yang Tinggi:

  • Keterbatasan Pasokan: Masyarakat di Kabupaten Sambas, bahkan Kalimantan Barat, memiliki budaya ngopi yang kuat, tetapi kebutuhan kopi lokal tidak sepenuhnya dipenuhi oleh pasokan yang ada. Sebagian besar kopi yang dikonsumsi berasal dari luar daerah.
  • Permintaan yang Tinggi: Permintaan kopi lokal lebih tinggi daripada jumlah yang dapat diproduksi. Konsumen harus memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan kopi karena stok yang terbatas.

Harga Biji Kopi:

  • Harga Relatif Mahal: Harga biji kopi Liberika Sendoyan dijual mulai Rp45.000—Rp50.000 per kilogram. Ini menunjukkan bahwa kopi ini mungkin relatif mahal dibandingkan dengan kopi dari daerah lain atau kopi impor, yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen lokal.

Masalah Penawaran:

Keterbatasan Luas Kebun:

  • Kebun yang Terbatas: Saat ini, kebun kopi seluas sekitar 1,5 hektare tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Luas kebun yang terbatas membatasi kapasitas produksi dan pasokan kopi.

Pengelolaan Pascapanen:

  • Proses Manual: Pengelolaan pascapanen, termasuk pengupasan kulit luar dan dalam biji kopi, masih dilakukan secara manual. Proses manual ini menyebabkan beberapa masalah:
  • Biji Kopi Rentan Pecah: Karena proses pengerjaan yang manual, biji kopi menjadi lebih rentan pecah, yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir.
  • Kapasitas Terbatas: Pengerjaan manual juga membatasi jumlah kopi yang dapat diproses dalam waktu tertentu, membuat produksi tidak bisa dilakukan dalam skala besar dan cepat.

Pemasaran dan Branding:

  • Kurangnya Strategi Pemasaran: Meskipun ada usaha untuk mengemas kopi dengan merek sesuai nama desa, pemasaran masih bisa menjadi tantangan. Pemasaran yang efektif dan branding yang kuat diperlukan untuk meningkatkan daya tarik produk dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Transisi dari Tanam Lada ke Tanam Kopi:

  • Perubahan Fokus Pertanian: Petani awalnya beralih menanam lada karena harganya yang tinggi. Kini, kembali menanam kopi memerlukan penyesuaian dan upaya tambahan untuk membangun kembali kebun kopi dan mengatasi kendala-kendala yang mungkin timbul dari perubahan ini.
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas