Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 20 Kurikulum Merdeka: Memahami Teks Nama Keluarga
Simak kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 20 Kurikulum Merdeka di dalam artikel berikut ini.
Penulis: tribunsolo
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 20 Kurikulum Merdeka.
Pada buku Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 20 memuat beberapa pertanyaan tentang teks Nama Keluarga.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 20 bisa menjadi rujukan siswa dalam menjawab soal.
Namun, siswa diharapkan mengerjakan soal secara mandiri sebelum melihat kunci jawaban ini.
Kunci Jawaban Halaman 20
1. Siapa nama tokoh “aku”?
Jawaban: Arifin Chaniago
2. Mengapa tokoh menggunakan nama belakang ibunya, bukan nama belakang ayahnya?
Jawaban: Karena kebudayaan Minangkabau terkenal dengan sistem matrilineal, yaitu menetapkan garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu. Bagi orang Minangkabau, garis keturunan erat sekali hubungannya dengan adatnya. Perempuan dewasa atau ibu memiliki kedudukan yang tinggi dan menjadi lambang kehormatan keluarga. Ibu juga memiliki peran krusial dalam mengambil keputusan dalam keluarga.
3. Sebaiknya setiap anak mencantumkan nama keluarganya. Apakah kalian setuju?
Jawaban: Setuju, karena pencantuman nama keluarga adalah salah satu bentuk pelestarian budaya. Nama keluarga juga bisa dipakai untuk mencari leluhur terdahulu berdasarkan silsilah keluarga.
4.Berdasarkan pemahaman kalian terhadap bacaan, jelaskan dengan singkat makna dari sistem kekerabatan matrilineal.
Jawaban: Kebudayaan Minangkabau terkenal dengan sistem matrilineal, yaitu menetapkan garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu. Jadi, marga anak akan mengikuti marga ibu. Budaya ini sudah lama berlangsung dan masih bertahan hingga kini.
5. Menurut kalian, apa pesan yang hendak disampaikan penulis cerita “Nama Keluarga”?
Jawaban: Ibu dari Arifin tetap mencintai dan melestarikan budaya Minangkabau meskipun sudah merantau jauh dari kampung halaman. Arifin dan adiknya tetap diberi nama marga oleh sang ibu walaupun keduanya laki-laki, kebiasaan tersebut kini sudah jarang dilakukan oleh orang Minangkabau.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(mg/Septiana Ayu Prasiska)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)