Blusukan Akbar ke Klaten, Komunitas Kandang Kebo Menapak Jejak Mamratipura, Ibu Kota Medang
Komunitas Kandang Kebo menggelar blusukan besar di Klaten untuk menapak jejak ibu kota Kerajaan Medang.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
Tak jauh jauh dari kolam itu terdapat arca Ganesha dan pahatan batu yang merupakan dudukan atau lapik arca.
Perjalanan dilanjutkan ke sebuah rumah warga yang di dalamnya terdapat lingga patok berprasasti.
Kepada para peserta blusukan, arkeolog Goenawan menyebut lingga patok itu adalah penanda batas wilayah. Menurut dia, prasasati yang dikenal sebagai prasasti Anggehan itu dibuat pada tahun 769 Saka.
"Bacaan saya itu adalah tahun 769 Saka. Jadi ini angka 7, ini angka 6, dan ini angka 9," kata Goenawan sambil menunjuk prasasti itu.
Destinasi lain yang turut dikunjungi ialah Situs Bekelan, Candi Karangnongko, dan sebagai yang penghabisan ialah Candi Merak.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, para peserta tampak antusias mendengarkan keterangan perihal jejak masa klasik yang tersebar di Klaten
H.R. Jaduk (58), warga Depok, Jawa Barat, menyempatkan diri untuk ikut blusukan.
Awalnya dia mengetahui informasi acara blusukan ketika berkendara sampai Yogyakarta. Kala itu dia sedang melakukan ekspedisi Jelajah Nusantara dengan sepeda motor.
Baca juga: Menerka Fungsi Artefak Unik Bercerat & Berkotak Pripih di Makam Ngrundul, Klaten
“Dalam Jelajah Nusantara yang saya jalankan, ini masuk etape kelima, tapi belum selesai. Jadi, temanya Jelajah Nusantara Lintas Budaya,” kata Jaduk.
Jaduk menyebut blusukan itu bisa menambah catatan perjalanan dia dalam menjelajahi Indonesia.
Acara blusukan turut dihadiri oleh Maria Yakuba, Plt. Kabid Kebudayaan di Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudparpora) Klaten.
Kandang Kebo yang bermarkas di Sleman, Yogyakarta, itu akan kembali menggelar blusukan tiga bulan lagi. Acara terbuka untuk masyarakat umum dan tanpa biaya alias gratis.