Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 26: Poster Dari Padi ke Beras Analog

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 26 Kurikulum Merdeka edisi Revisi 2024: Membuat Poster berdasarkan bacaan Dari Padi ke Beras Analog.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 26: Poster Dari Padi ke Beras Analog
Kolase Tribunnews.com
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 26 Kurikulum Merdeka edisi Revisi 2024: Membuat Poster berdasarkan bacaan Dari Padi ke Beras Analog. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 SMA halaman 26 pada buku Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 26 Kurikulum Merdeka untuk menjawab pertanyaan pada bagian F. Proyek Membuat Poster untuk Mempromosikan Produk Pangan Lokal Indonesia.

Siswa diminta untuk membuat poster berdasarkan bacaan Dari Padi ke Beras Analog.




Memasuki Bab 1 mapel Bahasa Indonesia, siswa kelas 11 SMA akan mempelajari materi tentang Mengenalkan dan Mempromosikan Produk Pangan Lokal Indonesia.

Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 SMA halaman 26 buku Kurikulum Merdeka:

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 26 Kurikulum Merdeka

F. Proyek Membuat Poster untuk Mempromosikan Produk Pangan Lokal Indonesia

Pada bagian ini kalian akan diajak melakukan kegiatan membuat poster dengan tema tertentu. Kalian akan bekerja dalam kelompok dan akan menuangkan ide dan kreativitas kalian untuk mengaplikasikan teori tentang poster dalam bentuk nyata.

Perhatikan langkah-langkah membuat poster berikut.

BERITA TERKAIT

1. Bacalah teks yang berjudul “Dari Padi ke Beras Analog” di bawah ini. Teks tersebut akan menjadi inspirasi atau ide bagi poster yang akan kalian buat. Silakan berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk merumuskan apa permasalahan pokok yang ada dalam teks.

Dari Padi ke Beras Analog

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergantung pada nasi sebagai sumber karbohidrat utama keseharian. Itulah sebabnya, hampir setiap hari kita mendengar percakapan “khas” seperti “Belum makan nih, karena belum makan nasi.” Seperti dilansir oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, beras merupakan komponen utama dalam konsumsi energi per kapita sebesar 54 persen dalam pola makan masyarakat Indonesia. Dominasi ketergantungan pada satu jenis pangan tertentu ini secara bertahap harus dikurangi.

Melihat ketergantungan tersebut banyak pihak berinovasi mencari alternatif pangan selain beras padi. Hal ini antara lain dilakukan oleh dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus penemu beras analog, Prof Slamet Budijanto. Beras analog diciptakan berawal dari keprihatinan Prof Slamet terhadap ketergantungan masyarakat Indonesia pada konsumsi beras. Padahal Prof Slamet melihat begitu banyaknya alternatif pangan sebagai sumber karbohidrat yang tumbuh di Indonesia dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Berangkat dari keprihatinan itu, Prof Slamet mengembangkan beras analog. Beras tiruan yang berasal dari bahan dasar jagung ini diharapkan bisa memberikan pilihan pangan pokok selain beras padi.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 64 Kurikulum Merdeka, Cerpen Latar Belakang Sejarah

Kemudian mengapa disebut beras analog? Produk ini disebut beras analog karena ia memiliki konsep seperti meat analog. Meat analog adalah konsep makanan yang dibentuk seolah-olah seperti daging, padahal terbuat dari protein nabati. Beras analog memiliki konsep serupa itu. Bentuknya mirip bulir beras padi, tetapi terbuat dari bahan pangan lain misalnya jagung.

Selain jagung, beras analog sebenarnya bisa menggunakan tepung dari pangan sumber karbohidrat lain, seperti singkong. Jagung dipilih karena secara kandungan serat dan gizi sangat baik. Selain itu, Indonesia juga memiliki cukup banyak daerah penghasil jagung.

Berdasarkan uji kandungan gizi yang dilakukan, dalam 100 gram beras analog jagung terdapat 77,42 karbohidrat; 12,04 kadar air; 10,34 serat pangan; dan 5,78 protein. Menariknya, dalam uji tersebut, produk ini tak terdeteksi adanya kandungan gula. Dengan demikian, jenis beras analog dari bahan dasar jagung ini sangat baik dikonsumsi karena kandungan seratnya yang sangat tinggi.

Kelebihan yang lain ternyata setelah ditanak, beras analog memiliki tekstur yang empuk sangat mirip dengan nasi putih. Bagaimana dengan rasanya? Kita akan mendapati rasa yang khas, yaitu hambar, tak ada kesan manis, dan beraroma jagung. Daya tahannya juga tak jauh berbeda dengan nasi putih.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas