Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Sistem Ekskresi Ginjal dan Hati, Lengkap dengan Fungsinya

Sistem ekskresi memiliki peranan yang sangat besar terhadap kesehatan. Berikut mengenal sistem ekskresi ginjal dan hati, lengkap dengan fungsinya.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
zoom-in Mengenal Sistem Ekskresi Ginjal dan Hati, Lengkap dengan Fungsinya
Skolla Online Video Pembelajaran
Organ Ekskresi Manusia - Artikel ini akan membantu siswa mengerti tentang sistem eksresi ginjal dan hati. Sistem ekskresi memiliki peranan yang sangat besar terhadap kesehatan. 

Refleks mikturisi adalah refleks medulla spinalis yang bersifat autonom.

Namun, refleks ini dapat dihambat oleh pusat saraf di korteks serebri, yang dapat mengatur relaksasi spinkter uretra sebelah luar, sehingga urine dapat dikeluarkan secara sadar.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 SD Halaman 75, Subtema 2: Penyebab Gangguan Sistem Pencernaan

Fungsi Ginjal sebagai Organ Ekskresi

Adapun fungsi ginjal secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Menjaga total air dalam tubuh tetap stabil (osmolaritas tubuh tetap seimbang)
  2. Menjaga konsentrasi ion dalam cairan ekstraseluler tubuh
  3. Homeostatis pH dalam darah
  4. Mensekresikan sisa buangan metabolisme dan beberapa racun dan obat-obatan
  5. Memproduksi hormon eritropoitein (hormon yang berunsgi dalam pembentukan sel darah merah) dan hormon renin (hormon yang menjaga laju filtrasi glomerulus tetap stabil)
  6. Mengaktifkan vitamin D
  7. Melakukan glukoneogenesis selama puasa berkepanjangan

Nah, fungsi ginjal yang berkaitan langsung dengan fungsi ekskresi ditunjukkan mulai dari nomor 1 - 5.

Sistem Ekskresi Hati

Hati merupakan organ ekskresi pada manusia. selain ginjal, paru-paru, dan kulit.

Lalu, bagaimana cara kerja hati di dalam sistem ekskresi manusia?

Hati terletak di bagian rongga perut sebelah kanan.

BERITA TERKAIT

Hati terbentuk dari 2 lobus, yakni lobus yang berukuran besar yang terletak di bawah dan lobus kecil yang terletak diatas

Hati merupakan organ terbesar kedua di tubuh manusia.

Sedangkan organ terbesar pertama pada manusia adalah kulit yang menutupi seluruh tubuh.

Hati memiliki kemampuan untuk bisa tumbuh kembali atau beregenerasi ketika ada bagian dari liver yang mengalami kerusakan.

Bahkan, meskipun seseorang kehilangan sepertiga atau dua pertiga bagian hatinya, bagian yang tersisa tersebut akan tumbuh untuk menggantikan bagian yang hilang dalam waktu enam sampai delapan minggu.

Hal inilah yang membuat transplantasi hati donor hidup mungkin dilakukan jika terdapat kecocokan genetik.

Terakhir, hati merupakan organ yang multitasker, selain sebagai organ ekskresi, hati juga berperan dalam sistem pencernaan dan juga sistem peredaran darah (regulasi darah dari usus).

Fungsi Hati sebagai Organ Ekskresi

1. Perombakan eritrosit (pengantar)

Fungsi hati sebagai organ ekskresi yang pertama yaitu berperan dalam proses perombakan eritrosit.

Eritrosit yang sudah tua akan dirombak di dalam hati dengan cara dipisahkan dengan Hb-nya.

Eritrosit selanjutnya akan di fagositosis oleh makrofag.

Sementara itu, Hb akan di pecah menghasilkan Hemin dan Globin.

Hemin, dipecah menjadi Fe2+ dan biliverdin.

Fe2+ akan disimpan dalam bentuk feritrin dalam hati atau dipindahkan ke tulang untuk digunakan kembali pada pembentukan hemoglobin baru.

Sedangkan biliverdin akan diubah menjadi bilirubin dilepaskan ke usus bersama empedu.

Kemudian, protein globin akan dipecah menjadi asam amino atau dimanfaatkan sebagai pembentuk hemoglobin baru dan dikirim ke sumsum tulang.

Pada sumsum tulang terjadi eritropoiesis.

Perombakan eritrosit (pengantar)
Perombakan eritrosit (pengantar)

2. Membantu proses pembentukan urea

Proses pembentukan urea pada manusia disebut sebagai siklus urea.

Siklus urea hanya dapat terjadi di organ hati, karena pada siklus urea melibatkan enzim arginase yang hanya dapat diproduksi oleh hati.

Bahan dasar siklus urea adalah amonia (Perombakan berupa transaminasi dan deaminasi dari beberapa jenis senyawa asam amino dan basa nitrogen sitosin).

Amonia bersifat racun bagi tubuh sehingga perlu diubah menjadi senyawa yang bersifat relatif lebih tidak bersifat racun bagi tubuh kita yaitu urea.

Namun demikian, urea pun juga tidak baik untuk tubuh jika kadarnya terlalu tinggi, sehingga urea yang dihasilkan oleh hati perlu dikeluarkan oleh ginjal melalui urin.

Proses pembentukan urea di hati yakni:

  1. Proses transaminasi dan deaminasi asam amino terjadi di hati sehingga menghasilkan amonia
  2. Amonia di hati bereaksi dengan ornitin dan karbon dioksida membentuk sitrulin
  3. Sitrulin bereaksi dengan asam aspartat (didalam aspartat ada gugus amina) menjadi Argininsuksinat. Arginininsuksinat dikonversi menjadi arginin dengan melepaskan asam fumarat.
  4. Arginin di konversi menjadi ornitin oleh enzim arginase dan molekul air dengan melepaskan urea.
Gambar siklus ornitin
Gambar Siklus Ornitin

Urea dibuang oleh ginjal dalam melalui urin, sedangkan Ornitin akan masuk lagi ke mitokondria untuk berikatan kembali karbamoil posfat.

Nah, jadi sekarang kalian paham kan, bagimana cara kerja hati dalam sistem ekskresi.

Kesimpulannya, sebagai organ eksresi hati bisa merombak eritrosit, membentuk bilirubin, serta hati juga bisa menjadi penawar zat toksik berupa amonia yang dikonversikan menjadi zat yang relatif tidak berbahaya yaitu urea.

Pembahasan lebih lanjut tentang materi Sistem Ekskresi lainnya bisa kamu dapatkan di aplikasi Skolla.

Ada materi lainnya juga yang bisa kamu pelajari di sana.

Klik app.skolla.online untuk mulai belajar!

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas