Cegah Mahasiswa Penerima Beasiswa Alami 'Culture Shock', BUMN Ini Lakukan Pendampingan
Terlebih, para penerima beasiswa juga terdapat program Pengembangan Kapasitas dan Aksi Sobat Bumi, mereka memiliki visi peduli lingkungan.
Penulis: willy Widianto
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - President Director Pertamina Foundation Agus Mashud S Asngari menyebut pihaknya akan terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi para mahasiswa penerima beasiswa. Di antaranya dengan melakukan pendampingan bagi para mahasiswa. Mulai dari menghadapi kekagetan lingkungan baru atau culture shock, hingga mendapatkan hasil akademis yang maksimal.
Terlebih, para penerima beasiswa juga terdapat program Pengembangan Kapasitas dan Aksi Sobat Bumi, mereka memiliki visi peduli lingkungan. Lewat Desa Energi Berdikari, mereka dilibatkan dalam beberapa proyek.
“Kalau misalnya nanti ada hal-hal dan program lain yang menjadi perhatian bersama bisa kita diskusikan dan kembangkan demi hasil yang maksimal di masa mendatang,” ujar Agus dalam pernyataannya, Rabu(13/11/2024).
Sebagai informasi, Program Beasiswa Prestasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan program bantuan beasiswa penuh untuk jenjang Pendidikan S1 dan S2 kepada putra/putri terbaik Riau. Khususnya, yang berasal dari 7 (tujuh) kabupaten/kota wilayah operasi PHR.
Proses seleksi mengikuti program ini dijalankan sangat ketat, berjenjang, dan transparan dengan melibatkan multi pihak. Program sudah berjalan untuk Angkatan 2023 dan 2024. Untuk kegiatan perkuliahan S-1, program fokus pada cluster sosio-humaniora maupun sains-teknologi dengan dukungan peningkatan kapasitas melalui Aksi Sobat Bumi.
Sejauh ini, capaian program berhasil mendapatkan 20 putra/putri terbaik yang mendapat kesempatan berkuliah di Universitas Pertamina. Sementara untuk jenjang Pendidikan S2, sebanyak 2 (dua) penerima beasiswa mendapat kesempatan berkuliah di Texas A&M University. Rata-rata penerima beasiswa S-1 dan S-2 memiliki nilai IPK 3,70.
Baca juga: Wapres Gibran: Pemerintah Berencana Masuk Pelajaran Coding ke Kurikulum Baru
Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PHR, Pandjie Galih Anoraga menyebut para penerima beasiswa benar benar menunjukkan daya juang dan potensi mereka. Hal tersebut dikatakan Galih saat Monitoring dan Evaluasi(Monev) Program Pengembangan Masyarakat (PPM) oleh PHR. Aktivitas ini berlangsung di Kampus Universitas Pertamina, Jakarta.
Penerima beasiswa Prestasi PHR terdiri dari batch 1 dan 2. Para penerima beasiswa Batch 1 telah menjalankan perkuliahan selama setahun dan sejauh ini perkembangan mereka sangat mengesankan. Tercermin dari hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaru, ada mahasiswa memiliki IP 4.00.
"Luar biasa hasilnya,” ujar Galih.
Kemudian, tambahnya, program ini bisa berjalan dengan baik karena PHR sangat terbantu oleh beragam program menarik yang dijalankan Universitas Pertamina. Proses pemilihan pun berjalan sangat ketat dan benar-benar terjaga.
“Hal ini membuat PHR sangat percaya diri akan integritas seleksi dan menjawab ekspektasi para pemangku kepentingan,” katanya.
Di sisi lain, Galih berpesan agar para mahasiswa khususnya penerima beasiswa dapat memaksimalkan segala fasilitas yang disediakan di Universitas Pertamina. Para mahasiswa juga diharapkan memiliki mimpi yang luas di masa depan. Tidak hanya menargetkan bekerja di Pertamina saja, namun memiliki mimpi yang lebih luas lagi.
“Tantangan ke depan itu tidak lagi berkompetisi sesama kalian. Namun warga negara dunia,” ungkapnya.
Baca juga: Viral Kabar Program Kampus Merdeka Disetop, Kemendikbudristek Pastikan MBKM Tetap Berjalan
Senada, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus mengatakan kunjungan kali ini ingin melihat langsung bagaimana perkembangan adik-adik mahasiswa. Pasalnya, sebagai orang-orang terpilih melalui proses seleksi ketat ia berpesan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang didapat.
“Saya paham Jakarta keras, tapi kalian harus menaklukkan culture shock. Ingat, keluarga di Riau menitipkan Amanah,” katanya.
Kemudian, setelah menjalani aktivitas ia ingin agar mereka berbaur dengan penerima beasiswa lain dari berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini penting untuk membuka keterampilan berkomunikasi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia