Perkuat Pengamanan Infrastruktur Energi, Pertamina Gandeng TNI AL Gelar Simulasi Keadaan Darurat
Pertamina terus memperkuat pengamanan infrastruktur energinya dengan menggandeng Pasukan Elit TNI AL yakni Pasukan Anti Teror Detasemen Jalamangkara.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pertamina terus memperkuat pengamanan infrastruktur energinya dengan menggandeng Pasukan Elit TNI AL yakni Pasukan Anti Teror Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Keterlibatan Pasukan Elit TNI AL ini terlihat dalam simulasi pembebasan Kapal MT Sanga-Sanga yang dibajak di Perairan Balikpapan, Kalimantan Timur pada Kamis (23/11/2023).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan infrastruktur energi merupakan objek vital nasional yang harus mendapat pengamanan ketat sehingga dalam pelaksanaannya Pertamina menggandeng sejumlah stakeholder seperti TNI dan Polri.
"Pertamina harus memastikan keamanan seluruh infrastruktur energi untuk menjaga stok dan ketahanan energi nasional," ujar Fadjar.
Fadjar menambahkan, menjaga ketahanan energi nasional sama pentingnya dengan menjaga kedaulatan bangsa, sehingga TNI dan Polri menjadi garda terdepan dalam menjaga aset Pertamina di seluruh Indonesia.
"Simulasi ini diharapkan semakin memperkuat sinergi antara Pertamina dengan TNI, Polri dan seluruh stakeholder sehingga jika terjadi situasi darurat bisa segara diatasi dengan cepat, seperti tergambar dalam simulasi," imbuh Fadjar.
Baca juga: Pertamina Sumbang 68 Persen Produksi Migas Nasional, DPR: BUMN Mendominasi
Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI), Laksamana Madya TNI Heru Kusmanto mengatakan bahwa pelaksanaan latihan penanganan gangguan keamanan di laut dilakukan dengan cepat dengan menerjunkan 274 personel detasemen anti teror Denjaka yang didukung berbagai elemen pasukan TNI AL.
"Kita melaksanakan latihan penanganan gangguan keamanan di laut khususnya menangani gangguan keamanan baik itu perompakan maupun sabotase sehingga kita harapkan bahwa kekuatan ini lebih solid dan sinergis bekerja sama dengan Pertamina", tutur Heru.
Sementara itu, Lelin Aprianto SVP HSSE PT Pertamina (Persero) menuturkan bahwa dipilihnya Balikpapan sebagai lokasi latihan adalah karena di kota ini Pertamina memiliki berbagai entitas bisnis yang komprehensif baik dari tingkat Holding hingga level Sub Holding yang lengkap.
"Di Balikpapan salah satu lokasi di mana Pertamina Group memiliki aset dan sub holding yang lengkap sehingga keterlibatan hampir keseluruhan pihak bersama TNI AL bisa maksimal dalam latihan ini. Kami mengapresiasi TNI AL atas terselenggaranya latihan bersama ini,” ungkap Lelin.
Simulasi keadaan darurat di Perairan Balikpapan
Dalam simulasi di Perairan Balikpapan, Kapal Tanker MT Sanga-Sanga yang akan memasuki Teluk Balikpapan diserang oleh 20 orang pembajak bersenjata api yang menggunakan 2 speed boat dan naik dari sisi kiri lambung kapal.
Salah satu ABK menyaksikan dan melaporkan kepada Anjungan (Officer Jaga). Captain Kapal Tanker menerima laporan dan memerintahkan untuk mengaktifkan emergency response onboard dan pada saat yang bersamaan Captain Kapal melaporkan posisi koordinat kapal kepada Company Security Officer.
Baca juga: Pertamina Call Center 135 Raih Penghargaan di Ajang Contact Center World Global Awards 2023
Selama serangan oleh pembajak, seluruh awak kapal disandera di bridge atau anjungan kapal. Komunikasi dengan kapal terputus. Kapal tanker dikuasai oleh pembajak dan mencoba membawa kapal keluar dari tujuan awal. Jangkar kapal terseret dan mengenai pipa minyak bawah laut 16" dari Field Tanjung menuju Kilang Balikpapan. Anjungan Minyak Lepas Pantai Sepinggan milik Pertamina juga tidak luput dari serangan para pembajak.
Pembajak menuntut pembayaran tebusan sebesar 10 juta dolar AS yang harus ditransfer ke rekening bank Swiss dan 10 miliar rupiah diserahkan dalam bentuk tunai. Pembajak mengancam akan menewaskan satu per satu awak kapal setiap rentang waktu 5 menit jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.
Pasukan TNI AL melakukan pengintaian dari NUI (Normalize Unmane Installation) untuk persiapan penyerangan. Tidak butuh waktu lama, TNI AL dengan taktis melakukan penanggulangan dan serangan dari udara dan laut termasuk penyusupan dari bawah air serta melalui aksi terjun payung untuk mengepung dan mengatasi situasi di MT Sanga-Sanga.
Pasukan Denjaka menyerang dari bawah air menggunakan Sea Rider untuk menyerang pembajak di kapal tanker. Pasukan TNI AL melakukan aksi terjun payung dan mendarat di rubber duck offshore sekitar Anjungan Minyak Lepas Pantai Sepinggan milik Pertamina. Pasukan TNI AL ini melakukan penyerangan terhadap pembajak di tanker dan platform offshore, seluruhnya berhasil dilumpuhkan.
Baca juga: Pertamina Call Center 135 Raih Penghargaan di Ajang Contact Center World Global Awards 2023
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia