TRIBUNNEWS.COM - Keputusan pesilat Malaysia Jamari Mohd Al Jufferi mundur di detik-detik terakhir pertandingan final pencak silat Asian Games 2018 masih menjadi sorotan.
Mohd Al Jufferi saat itu mengundurkan diri dari cabang olahraga pencak silat nomor tarung putra kelas E 65 kg-70 kg, melawan pesilat Indonesia, Komang Harik Adi Putra.
Tak hanya karena keputusan mengejutkan itu yang menjadi sorotan, namun juga aksinya menjebol papan pembatas usai mundur juga menjadi perbincangan di media sosial.
Ia memilih mengundurkan diri lantaran menganggap juri tidak adil dalam memberikan penilaian.
"Ya, saya mengundurkan diri karena tidak puas dengan juri 2 dan 3. Saya merasa tak dihargai," ujar Jufferi dikutip dari BolaSport.com.
Setelah mengundurkan diri, ia dan tim sempat berada di mixzone tempat wartawan menunggu atlet.
Setelah mundur Al-Jufferi meluapkan kekecewaannya dengan merusak dinding ruangan atlet Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta.
Hal itu juga tertangkap sejumlah kamera wartawan.
Dalam sebuah wawancara, Mohd Al Jufferi mengungkapkan bahwa ia tak mempersoalkan pesilat Indonesia, Komang Harik Adi Putra, yang berhasil meraih emas.
"Saya tak marah ke Komang. Dia sama seperti saya, hanya seorang pesilat. Kami hanya mencari medali," tutur Al Jufferi.
Tak lama setelah aksinya viral, sebuah video yang menunjukkan ia berlutut di hadapan Menteri Olahraga Malaysia, Syed Saddiq beredar di media sosial.
Dalam video itu terlihat Al Jufferi yang berlutut sembari meminta maaf.
Video itupun turut diunggah langsung di akun Instagram Syed Saddiq.
Menyertai postingan tersebut, Syed Saddiq menyertakan sebuah tulisan yang berisi cukungan untuk Al Jufferi.
Dalam tulisan itupula, Saddiq menegaskan bahwa Al Jufferi sudah melakukan yang terbaik dan tak perlu meminta maaf kepadanya.
Di matanya, Al Jufferi tetaplah seorang pemenang.
"Kamu tetap pemenang di mata dan hati kami semua brother @jufferijamari. Jangan sesekali minta maaf. NEVER. Saya tidak akan terima. Kalau ada lagi All-Holy/“saya sentiasa betul”/Armchair unpatriotic critics di Malaysia yang kata para atlet kita take things for granted, lihat sahaja bagaimana Hero kita berjuang demi memartabatkan nama baik negara tercinta. Saya berdiri teguh bersama anda, pewira kita.
Inshaallah, Allah will reward you in many more ways brother," tulis Saddiq.
Dalam sebuah wawancara, Syed Saddiq mengatakan apapun bisa terjadi dalam sebuah kompetisi olahraga.
“Apa pun bisa terjadi dalam olahraga," kata dia.
Menteri Pemuda dan Olahraga itu menuturkan masih menantikan medali emas dari cabang olahraga lainnya.
"Masih ada olahraga yang dapat memberikan medali emas yang tak terduga bagi kami," terang Syed Saddiq, mengutip The Star. (*)