![5 Insiden Paling Viral di Asian Games 2018, Mulai Kasus PSK Blok M Sampai Pesilat Malaysia Ngamuk](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/viral-asian-games_20180903_115504.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Usai sudah pergelaran Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Indonesia.
Nah, sejak berlangsung 18 Agustus dan berakhir pada 2 September 2018, ajang pesta olahraga terbesar se-Asia ini menyajikan banyak kisah viral.
Apa saja? Berikut Tribunnews merangkumnya untuk anda :
1. Little Tokyo Blok M
Empat pemain basket nasional Jepang Keita Imamura (22), Takuma Sato (23), Takuya Hashimoto (23) dan Yuya Nagayoshi (27) tiba-tiba menghebohkan Asian Games 2018, meski belum juga bertanding.
Mereka ketahuan melakukan hubungan intim dengan PSK di kawasan Little Tokyo, Blok M.
Parahnya, mereka 'jajan' ke Blok M masih memakai atribut seragam kontingen Jepang.
"Kami minta maaf sedalamnya atas kejadian ini. Tak disangka kita yang membawa bendera Jepang di acara Asian Games jadi tercoreng gara-gara kasus ini, oleh karena itu maaf sedalamnya atas kejadian ini kepada seluruh masyarakat Jepang," papar Yoko Mitsuya Ketua Asosiasi Basket Jepang kemarin malam dalam jumpa pers bersama empat pemain tersebut.
Akibat pelanggaran peraturan Komisi Olimpiade Jepang tersebut, tambahnya, keempat pemain basket Jepang harus dihapus dari daftar pemain basket nasional Jepang.
"Setelah kita ke luar restoran Jepang di sana, seorang wanita menegur menawarkan diri. Lalu datang pula seorang Jepang yang membantu melakukan negosiasi harga dan akhirnya kita bawa ke hotel wanita tersebut," kata Nagayoshi.
Sementara itu pemain lain Hashimoto mengakui sudah punya perasaan tak enak.
"Saya punya perasaan tidak enak sebenarnya tak boleh dilakukan apalagi pakai seragam tim Jepang. Jadi kita minta maaf sedalamnya akan kejadian ini," ungkapnya.
2. Aksi Tak Terpuji Pesilat Malaysia
Aksi tak terpuji dari pesilat Malaysia, Muhammad Robial Sobri, menimbulkan gelombang amarah netizen di media sosial.
Muhammad Robial Sobri, melakukan aksi tak terpuji dalam laga melawan atlet pencak silat asal Singapura, Sheik Ferdous Sheik Alau'ddin, 27 Agustus 2018.
Keduanya bertanding di cabor pencak silat Kelas I Putra (85-90 kg) Asian Games 2018.
Saat Ferdous dalam posisi sudah terjatuh di matras, Sobri menendang bagian punggungnya.
Hal tersebut sangat dilarang di Pecak Silat, lantaran sangat berbahaya.
Alau'ddin kemudian terlihat mengerang kesakitan.
Di laga ini, Ferdous akhirnya menang 5-0 dari Sobri.
Ferdous menduga, Sobri frustrasi karena di sepanjang laga tak bisa menembus pertahanannya.
Pesilat Malaysia lain, Mohd Al Jufferi Jamari, mengundurkan diri dua detik sebelum pertandingan selesai.
Ia protes karena menganggap juri tidak adil dalam menilai.
Saat itu, Mohd Al Jufferi sedang bertanding dengan Komang Harik Adi Putra asal Indonesia dikelas E 65 - 70 kilogram pria.
Pertandingan itu dilaksanakan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Senin (27/8/2018).
Tim Malaysia merasa nilainya tidak bertambah, padahal ia melayangkan pukulan kepada Komang.
Tim Malaysia kemudian melakukan perusakan fasilitas Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
3. Pesilat Indonesia Didiskualifikasi
Atlet pencak silat Indonesia, Eko Febrianto gagal melaju ke semifinal kelas J 90-95 kg putra Asian Games 2018.
Eko didiskualifikasi setelah memukul wajah pesilat lawan dari Singapura, Sheik Farhan Sheik Alauddin hingga berdarah.
Insiden yang membuat tim Singapura protes itu terjadi pada menit 01.15 babak ketiga.
Akibat pukulan itu, Sheik harus dibawa ke luar arena Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, dan tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Nama Eko pun harus dicoret setelah terjadi insiden dengan pesilat Singapura tersebut.
Saat ditemui usai pertandingan, Eko Febrianto mengaku merasa sedih lantaran tak bisa memberikan penampilan terbaiknya untuk Indonesia.
"Pasti sedih tidak bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Jadi sekarang perasaannya masih sedih," ujar Eko saat Grid.ID temui di Padepokan Pencak Silat, Jakarta Timur, Sabtu (25/8/2018).
Pada saat pertandingan, Eko juga mengaku sangat tegang dan emosi melihat lawan mainnya.
Sebab, Eko yang sudah empat kali bertemu dengan Sheik dan sempat terpancing emosinya.
"Terbawa emosi karena selama empat kali pertandingan dengan Sheik, belum pernah menang," ucapnya.
4. Kisruh Maraton Bahrain vs Jepang
Pelari maraton Asian Games 2018 asal Bahrain, Elhassan Elabbassi, mengklaim menjadi korban kecurangan atlet Jepang, Hiroto Inoue.
Atlet Bahrain, Elhassan Elabbassi, meraih medali perak dalam cabang olahraga lari maraton di Asian Games 2018, 25 Agustus 2018.
Elabbassi kalah secara dramatis dari pelari asal Jepang, Hiroto Inoue dalam 100 meter jelang garis finis.
Alhasil, Inoue menjadi juara dalam nomor tersebut dan berhak mendapat medali emas.
Namun, laman Malaysia, Malay Mail menyebut, Elabbassi menyebut ada kecurangan yang dilakukan oleh Inoue.
Dalam lomba lari 42 kilometer itu, Elabassi dan Inoue telah bersaing ketat saat jarak ke garis finis tinggal 500 meter.
Inoue bisa mendahului Elabbassi hingga 100 meter terakhir menuju garis finis.
Elabbassi berusaha mengejar, namun Inoue justru mendorong pria asal Bahrain itu hingga gagal menyalip.
"Dia mendorong saya, saya seharusnya menang," kata Elabbassi dilansir BolaSport.com dari Malay Mail.
Pelatih Elabbassi, Gregory Kilonzo, mengatakan bahwa anak asuhnya dihalang-halangi oleh Inoue sampai nyaris terjatuh.
"Pelari Jepang itu, saat Elabbassi akan mendahului, dia memberikan dorongan," ucap Kilonzo.
Kilonzo dan timnya telah melaporkan hal ini kepada panitia.
Namun wasit Vadim Nigmatov menolak pengaduan tersebut.
Berikut video ketika keduanya bertarung jelang garis finis :
5. Perenang Korsel-Tiongkok Berkelahi
Sebuah insiden yang melibatkan perenang Korea Selatan dengan atlet Tiongkok terjadi di Stadion Akuatik, Senayan, Jakarta, pada Kamis (23/8/2018).
Dikutip dari Strait Times, insiden terjadi ketika perenang putri Korea Selatan, Kim Hye-jin, tak sengaja memukul wajah seorang perenang China saat melakoni sesi latihan.
Perenang China yang tak disebutkan namanya itu membalasnya dengan menendang Kim Hye-jin.
Mereka sampai harus dipisahkan oleh rekan atlet dan para pelatih.
"Dua perenang bertengkar setelah mereka terlibat kontak fisik. Kim meminta maaf lebih dulu, tetapi atlet China itu rupanya tak mengerti apa yang dia katakan dan menyerangnya," kata ofisial Korean Sport and Olympic Committee (KSOC).
Karena insiden salah paham itu, staf dari tim China meminta maaf kepada kontingen Korsel.
Kedua pihak mencoba tidak membesarkan masalah ini.
"Hal ini sesuatu yang sering terjadi di antara para perenang selama latihan dan pelatih tim China sudah minta maaf," kata seorang juru bicara KSOC, kepada AFP.
Kim Hye-jin finis di urutan kelima pada final renang 100 meter gaya dada putri di Jakarta, Minggu (19/8/2018). (*)