Uang Palsu 200 Rand Bertebaran di Afsel
SINDIKAT pemalsuan uang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja
Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM - SINDIKAT pemalsuan uang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Di kawasan maju seperti Afrika Selatan (Afsel) yang notabene memiliki kota-kota modern, aksi kejahatan yang dilakukan secara rapi tersebut seolah menjadi tren tersendiri.
Uang-uang palsu pun dikabarkan beredar dengan bantuan sindikat internasional, yang sudah terbiasa mencari titik kelemahan mata uang dari negara-negara yang ada di dunia.
Di Afsel sendiri, kejadian tersebut sudah seringkali terjadi. Namun tidak semua mata uang dipalsukan, melainkan hanya jenis pecahan 200 Rand. Jenis ini tergolong paling riskan dipalsukan, karena dianggap paling mudah, padahal jenis ini tergolong baru.
Tak heran kalau di beberapa tempat, baik restoran, toko kelontong sampai hotel enggan menerima pembayaran dalam bentuk pecahan 200 Rand.
Di beberapa toko yang dijumpai Tribunnews.com bahkan terang-terangan menuliskan penolakan mereka jika sang konsumen menggunakan uang tersebut. "Tidak menerima uang pecahan R200', itulah kalimat yang selalu ada di kaca depan atau pintu masuk ke toko. Kalaupun tidak ada tulisan, di bagian kasir selalu tersedia kertas yang menolak secara tegas pembayaran menggunakan uang 200 Rand.
"Uang itu sangat mudah dipalsukan, bahkan anak-anak teknik komputer bisa mengutak-atik komposisi, sehingga menjadi sangat persis dengan aslinya, termasuk nomor seri. Jadi kami lebih baik menolak dengan tegas daripada nantinya kami dituduh sebagai penadah," tutur Divai Dimba, seorang pengusaha restoran asal India. (Tribunnnews.com/bud)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.