Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tunggu 15 Menit dan Calo Pun Menghampiri

Butuh kesabaran level tinggi dan strategi khusus untuk mendapatkan tiket sebuah pertandingan penting di Piala Dunia 2010.

Editor: Juang Naibaho
zoom-in Tunggu 15 Menit dan Calo Pun Menghampiri
IST/IWAN
Catatan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budiarto, Langsung dari Afsel

TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Butuh kesabaran level tinggi untuk mendapatkan tiket sebuah pertandingan penting di Piala Dunia 2010. Tidak hanya keberuntungan, namun strategi juga menjadi hal utama agar tiket berharga itu bisa hadir. Tentu saja yang saya maksud bukan dalam hal mengantri di depan loket resmi, melainkan menunggu kesempatan bertemu dengan calo, baik calo 'resmi' maupun tidak resmi.

Perlu saya jelaskan, calo resmi adalah penjual tiket yang berasal langsung dari personel FIFA. Jenis ini benar-benar memanfaatkan kedekatan dengan orang yang mengurus tiket. Biasanya jenis ini beredar secara khusus, dan hanya melayani konsumen minimal kelas VIP. Calo resmi ini biasanya beroperasi di hotel-hotel berbintang lima, dengan sistem pembelian cash maupun menggunakan kartu kredit. Selama pengalaman saya melakukan 'penyisiran', jenis seperti ini sangat langka di Piala Dunia 2010, karena memang hanya terbatas pada personal tertentu, dan sepertinya memang mendapat angin dari FIFA untuk hidup.

Sementara calo tidak resmi, berpenampilan dan beroperasi layaknya para calo di Indonesia. Mereka hanya menawarkan tiket secara manual, berkeliling seperti halnya pedagang asongan menjajakan dagangannya. Tiket yang dijual biasanya terbatas pada tingkat kelas I sampai IV. Harga yang mereka tawarkan sangat bervariasi, dan tergantung negosiasi kita. Namun, paling rendah biasanya mereka akan melepas tiket pada saat keuntungan sudah 15 persen alias hanya untuk biaya operasional.

Namun seperti yang saya tulis di atas, harus ada taktik tersendiri agar para calo mau mendekat atau setidaknya memberi sinyal. Pasalnya, jika mereka terang-terangan menjual tiket, petugas keamanan akan menggiring mereka.

Menjelang partai final, tiket yang terdata di situs FIFA memang sudah sold out. Namun jangan heran kalau masih ada beberapa kursi di dalam stadion Soccer City kosong tanpa penghuni. Biasanya kejadian tersebut disebabkan adanya calo, tiket untuk perusahaan yang tak terpakai atau karena si pemegang tiket belum sampai ke stadion akibat terjebak kemacetan.

Hal paling menarik tak lain menunggu kesempatan datang dari calo. Bagaimana tidak, saya memiliki cerita seru yang bisa menjadi gambaran betapa calo memang memberi keberuntungan bagi seseorang yang 'ngidam' untuk menonton langsung pertandingan di dalam stadion.

Seorang teman jurnalis asal Indonesia tengah melakukan peliputan babak semifinal piala dunia antara Jerman versus Spanyol beberapa waktu di stadion Moses Mabhida, di kota Durban. Karena tidak memiliki akreditasi FIFA, ia pun terpaksa berada di luar stadion. Nah, setelah itu ia menelepon saya untuk kemungkinan memiliki teman calo di sekitar stadion. Sayang, saat itu saya tidak memiliki satu pun sumber di Durban. Namun seperti pengalaman selama di Afsel, saya meminta dia untuk menunggu di luar stadion, sampai para penonton benar-benar masuk, dan usahakan berada di kawasan yang sudah sepi penonton tapi tetap berada di area luar stadion. Jika pertandingan sudah dimulai, saya meminta dia untuk berlagak bingung.

Berita Rekomendasi

Uniknya, strategi ini ternyata berhasil. Cukup hanya 15 menit usai peluit tanda pertandingan dimulai, datanglah seorang pria berkulit hitam dengan gaya sok cuek. Ternyata, sampai di depan teman saya itu, ia langsung menyodorkan tiket kelas III, IV dan VIP.

Negosiasi pun terjadi, dan teman saya itupun berhasil menaklukkan sang calo dengan hanya membayar tiket kelas VIP sebesar 1.500 Rand atau sekitar Rp 1,95 juta, sebuah harga yang sangat murah. Pasalnya, seorang calo di Cape Town menawarkan pada saya tiket kelas III seharga 400 dolar AS.

Penyelenggaraan putaran final piala dunia 2010 di Afrika Selatan ini memang tak pernah sepi dari unsur calo. Padahal FIFA jauh-jauh hari sudah menegaskan kalau praktik seperti itu tak akan terjadi di piala dunia yang ke-19. Sayang, kenyataan di lapangan berbeda jauh dengan rencana. Hal ini sampai membuat Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia 2010, Danny Jordaan, merasa malu dan meminta maaf pada dunia terkait ketidaknyamanan calon penonton untuk mendapatkan tiket pertandingan.

Tapi tetap saja selalu ada akal dan berkah untuk bisa masuk ke dalam stadion, dan teman saya sudah membuktikan cukup 15 menit saja untuk mendapatkan tiket itu.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas