Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Selebrasi Lokal 2022

Alasan Mesut Ozil Trending Lagi setelah Timnas Jerman Tersungkur di Piala Dunia 2022

Alasan Ozil kembali trending di Twitter tak jauh dari masalah rasisme yang dia terima ketika masih membela Der Panzer.

Penulis: Niken Thalia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Alasan Mesut Ozil Trending Lagi setelah Timnas Jerman Tersungkur di Piala Dunia 2022
Twitter
Alasan Mesut Ozil Trending Lagi setelah Timnas Jerman Tersungkur di Piala Dunia 2022. 

Gelar tim terburuk juga mengacu pada perlakuan Jerman kepada Mesut Ozil pada medio 2018 silam

Der Panzer dianggap mengucilkan Ozil kala sang pemain menyuarakan beberapa isu kemanusiaan.

Ozil juga dianggap seperti orang asing oleh suporter saat Timnas Jerman tak lolos Piala Dunia 2018.

Hal yang membuat kecewa Ozil pada saat itu adalah para pemain yang ikut bungkam atas tindakan rasisme yang dia alami.

Saat Ozil mendapatkan perlakuan tersebut, tak ada yang ikut membela Ozil.

Ia mengaku tak pernah menyesal keluar dari Timnas Jerman.

3. Main Bak Anak SD

Berita Rekomendasi

Gelar tim terburuk juga merujuk pada permainan Jerman kala menghadapi Jepang di matchday 1.

Der Panzer tak bisa memeragakan permainan atraktif dan efektif yang menjadi andalan mereka selama ini.

Justru, Thomas Muller dkk seperti kebingungan untuk menebar ancaman ke gawang Samurai Biru.

Saking jeleknya permainan tim, Ilkay Gundogan ikut menyoroti performa Jerman.

Menurutnya, Jerman bermain selayaknya bocah yang masih berada di sekolah dasar.

"Kami membuatnya terlalu mudah bagi Jepang," ungkap Gundogan dikutip dari laman DFB.

"Cara kami kebobolan seperti anak-anak sekolah dasar, terutama gol kedua."

"Saya tidak berpikir juara dunia akan kebobolan gol sesederhana itu," sambungnya.

Kini setelah tersingkir dari Piala Dunia 2022, kenangan di Rusia kembali terulang.

Di mana kala itu Jerman yang turun sebagai juara bertahan tak mampu lolos ke babak 16 besar.

Kenangan buruk kembali dialami oleh Der Panzer saat di bawah asuhan Hansi Flick.

Ozil dan Indonesia

Ozil punya hubungan dengan Indonesia, setidaknya pada sepak bola.

Ketika terjadi Tragedi Kanjuruhan, Oktober 2022, Ozil menyampaikan ucapan duka melalui akun Twitter @M10 dalam bahasa Indonesia.

"Saya berdoa untuk para korban semoga ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi TUHAN #StadionKanjuruhan," tulis Ozil melalui akun @M10.

Pada Mei 2022, sebelum Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter bola di Malang, Jawa Timur, Ozil berkunjung ke Indonesia untuk sejumlah kegiatan sosial.

Ketika berada di Indonesia, Ozil mengatakan menyukai Masjid Istiqlal di Jakarta dan Bali. Ia ingin berlibur bersama keluarganya di Bali.

Paksakan Nilai

Jelang dimulainya Piala Dunia 2012 Qatar, sejumlah negara dan media Barat menyerang Qatar atas tuduhan melanggar HAM pekerja migran, larangan LQBT, dan minum bir.

Qatar adalah negara Muslim pertama, negara Timur Tengah pertama, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Barat ingin Qatar seperti Barat, menerapkan nilai-nilai Barat --hal yang ditolak dengan keras dan konsisten oleh Qatar.

Tak kurang dari Presiden FIFA Gianni Infantino --pemegang paspor Swiss tapi berdarah Italia-- yang berbicara terbuka membela Qatar seraya menyerang Barat melakukan tindakan munafik.

Ketika berbicara dalam jumpa pers di Qatar jelang pembukaan Piala Dunia, Infatino nyaris tak bicara soal sepak bola.

Tribunnews.com melaporkan, di hadapan ratusan jurnalis, termasuk jurnalis Barat, Infantino tampak murung menjawab kritik mengenai penyelenggaraan ajang akbar sepak bola sejak pandemi covid-19 melanda dunia.

Infantino memusatkan perhatiannya pada apa yang disebutnya "kemunafikan" kritik Barat.

Terutama mengenai pelanggaran hak asasi manusia. Pekerja migran yang terlibat dalam pembangunan fasilitas infrastrukur Piala Dunia Qatar disebut mengalami ketidakadilan.

“Kami diajari banyak pelajaran dari orang Eropa, dari dunia Barat,” katanya, mengacu pada kritik terhadap catatan hak asasi manusia Qatar.

“Apa yang kami orang Eropa telah lakukan selama 3.000 tahun terakhir, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum mulai memberikan pelajaran moral,” katanya seperti diberitakan CNN.

Infantino telah menghabiskan banyak waktu membela keputusan FIFA pada tahun 2010 untuk memberikan Piala Dunia ke Qatar.

Turnamen ini akan menjadi sejarah, sebab untuk kali pertama digelar di Timur Tengah. Namun, di sisi lain terperosok dalam kontroversi.

Sebut saja dugaan pelanggaran HAM, mulai dari kematian pekerja migran, kondisi yang dialami mereka, LGBTQ, hingga hak-hak perempuan.

Infantino mengakui ada hal-hal yang tidak sempurna. Namun, ia mengatakan beberapa kritik "sangat tidak adil" dan menuduh Barat melakukan standar ganda.

Secara pribadi, ia tahu betul bagaimana rasanya didiskriminasi.

Ingatannya mundur jauh ke belakang saat masih kanak-kanak. Ia diintimidasi karena memiliki rambut merah dan bintik-bintik.

“Hari ini saya merasa seperti orang Qatar. Hari ini saya merasa Arab. Hari ini saya merasa Afrika. Hari ini aku merasa gay. Hari ini saya merasa cacat. Hari ini saya merasa sebagai pekerja migran,” katanya.

Hadirin yang menyaksikannya bicara tertegun.

“Apa yang saya lihat membawa saya kembali ke kisah pribadi saya. Saya adalah anak pekerja migran. Orang tua saya bekerja sangat keras dalam situasi sulit.”

Infantino mengatakan kemajuan telah dibuat di Qatar dalam mengatasi berbagai masalah dan perubahan nyata membutuhkan waktu.

Ia menambahkan bahwa FIFA tidak akan meninggalkan negara itu setelah turnamen selesai dan beberapa jurnalis Barat akan melupakan masalah tersebut.

“Kita perlu berinvestasi dalam pendidikan, memberi mereka masa depan yang lebih baik, memberi mereka harapan. Kita semua harus mendidik diri kita sendiri.”

“Reformasi dan perubahan membutuhkan waktu. Butuh ratusan tahun di negara kita di Eropa. Butuh waktu di mana-mana, satu-satunya cara untuk mendapatkan hasil adalah dengan melibatkan, bukan dengan berteriak.”

Soal alkohol, Infantino mengatakan, "Akan ada lebih dari 200 tempat di mana Anda dapat membeli alkohol di Qatar dan lebih dari 10 zona penggemar, di mana lebih dari 100.000 orang dapat minum alkohol secara bersamaan."

“Menurut saya pribadi, jika selama tiga jam sehari Anda tidak minum bir, Anda akan tetap hidup."

Sejumlah stadion di Eropa juga melarang minuman alkohol di dalam stadion.

“Tampaknya menjadi hal besar karena ini adalah negara Muslim, saya tidak tahu mengapa,” pungkasnya.

Suatu waktu, Infantino ingin Korea Utara --negara yang dikucilkan oleh Amerika Serikat dan sekutu-- menjadi tuan rumah Piala Dunia.

BACA:

Berita Piala Dunia 2022 Qatar

Jadwal Lengkap Piala Dunia 2022

Daftar Wasit Piala Dunia 2022

Profil 8 Stadion Piala Dunia Qatar

Daftar Peserta dan Pembagian Grup Piala Dunia 2022

Sejarah Piala Dunia atau FIFA World Cup

(Tribunnews.com/Niken,Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klasemen
Group A
Tim
P
1
Belanda
7
2
Senegal
6
3
Ecuador
4
4
Qatar
0
Group B
Tim
P
1
Inggris
7
2
Amerika serikat
5
3
Iran
3
4
Wales
1
Group C
Tim
P
1
Argentina
6
2
Poland
4
3
Mexico
4
4
Saudi Arabia
3
Group D
Tim
P
1
Prancis
6
2
Australia
6
3
Tunisia
4
4
Denmark
1
Group E
Tim
P
1
Jepang
6
2
Spanyol
4
3
Jerman
4
4
Costa Rica
3
Group F
Tim
P
1
Morocco
7
2
Croatia
5
3
Belgia
4
4
Canada
0
Group G
Tim
P
1
Brazil
6
2
Swiss
6
3
Cameroon
4
4
Serbia
1
Group H
Tim
P
1
Portugal
6
2
Korea Selatan
4
3
Uruguay
4
4
Ghana
3
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas