Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Selebrasi Lokal 2022

Belanda vs Argentina: Duel 2 Terbaik, Live on Indosiar, SCTV, Vidio Sabtu (10/12) Pukul 02.00 WIB

Virgil van Dijk, dan Lionel Messi bakal bertemu saat Belanda menantang Argentina dalam perempatfinal Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail Iconic, Lusail

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
zoom-in Belanda vs Argentina: Duel 2 Terbaik, Live on Indosiar, SCTV, Vidio Sabtu (10/12) Pukul 02.00 WIB
Grafis Tribunnews
Jadwal dan statistik laga perempat final Piala Dunia 2022 antara Belanda vs Argentina yang akan berlangsung Lusail Stadium, Qatar, Sabtu (10/12/2022) pukul 02.00 WIB. Laga Belanda melawan Argentina mengundang sorotan lewat pertempuran Virgil van Dijk vs Lionel Messi. 

TRIBUNNEWS.COM- Dua pemain terbaik di posisinya masing-masing: Virgil van Dijk, dan Lionel Messi bakal bertemu saat Belanda menantang Argentina dalam perempatfinal Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail Iconic, Lusail, Qatar, Sabtu (10/12) dini hari.

Messi (35) menjadi inspirator tim Tango Argentina hingga sampai ke babak perempatfinal.

Penyerang Argentina yang main di Paris Saint Germain ini sudah mencetak tiga gol, dan satu assist yang artinya terlibat dalam 57 persen gol Albiceleste dalam empat laga di Qatar.

Di luar angka-angka tersebut, Messi adalah ruh permainan tim Tango dalam Piala Dunia kelima yang akan jadi pentas terakhirnya.

Kali ini, dia lebih berperan sebagai pengatur serangan --sekaligus juga eksekutor--, dan mentor bagi para penyerang muda tim Tango lain seperti Julian Alvarez (22), Enzo Fernandez (21), Alexis Mac Allister dll.

Baca juga: Jadwal Bola Malam Ini 9 Desember 2022: Kroasia vs Brasil, Belanda vs Argentina, Liga 1 & Live SCTV

Argentina total mengantongi tujuh gol, dan kebobolan lima gol sampai fase delapan besar ini.

Tapi, ketajaman tim Tango belum sepenuhnya teruji mengingat lawan-lawan yang dihadapi sejauh ini belum ada yang masuk kategori kelas berat.

Berita Rekomendasi

Di laga pertama, Argentina secara mengejutkan kalah dari Arab Saudi 2-1.

Setelah itu, Messi dkk bangkit dengan susah payah mengalahkan Meksiko 2-0, Polandia 0-2, dan Australia 2-1 di babak 16 besar.

Belanda, di sisi lain, punya pertahanan sangat kuat. Di bawah komando jenderal Virgil van Dijk, gawang mereka baru kebobolan dua gol, dengan mencetak delapan gol.

Namun, sama seperti Argentina, pertahanan tim Oranye belum sepenuhnya teruji.

Lawan yang dihadapi belum ada yang masuk peringkat 10 besar FIFA. Masing-masing menghadapi Senegal (menang 0-2), imbang 1- kontra Ekuador, menang 2-0 atas Qatar, dan menekuk Amerika Serikat 3-1 di babak 16 besar.

Menghadapi duel klasik ini, Kapten van Dijk menegaskan timnya mempersiapkan diri lebih dari sekadar berusaha mematikan Messi seorang.

Menurutnya, ancaman tim Tango menyebar merata ke semua penyerang mereka.

"Dia salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Dia telah melakukannya selama bertahun-tahun. Dia, dan Cristiano Ronaldo telah menjadi pemain yang menonjol dalam dua dekade terakhir. Hanya ada rasa hormat terhadap apa yang telah mereka capai. Tapi, bagi kami sekarang, ini bukan hanya persiapan untuk menghadapi Messi. Kami bersiap melawan Argentina," kata bek Liverpool ini di konferensi pers.

"Hal tersulit soal dia adalah ketika kami menyerang, dia akan bersantai di suatu tempat, bisa di sudut lapangan atau area lain. Anda harus jeli dalam mengorganisir pertahanan. Mereka akan mencarinya (Messi) untuk menyulitkan kami dalam serangan balik," ujarnya.

Baca juga: Formasi Timnas Brasil Lawan Kroasia Babak 8 Besar Piala Dunia 2022, Lengkap Prediksi Skor dan H2H

Van Dijk dan Messi pernah dua kali bentrok di level klub dalam duel Barcelona versus Liverpool pada ajang Liga Champions 2018/2019.

Dalam laga pertama, Liverpool kalah 0-3. Meski tak cetak gol, Messi membuat van Dijk kerepotan dengan pergerakannya. Namun, pada leg kedua, Liverpool membalas 4-0.

Saat itu, Messi tak berkutik diredam Van Dijk. Bek dengan tinggi 195 cm ini tampil lebih sabar mengawal pergerakan Messi.

Ia baru akan menghalau atau menekel "si Kutu" yang tingginya 170 cm itu saat akan membuat manuver berbahaya.

Jurus seperti ini kemungkinan akan dipraktikkan lagi oleh Van Dijk dini hari nanti.

Bentrokan di Stadion Lusail memperbaharui salah satu duel klasik di peta sepak bola dunia.

Argentina mengalahkan Belanda ketika mereka bertemu di final 1978. Namun, gol telat Dennis Bergkamp yang menakjubkan membawa Belanda ke perempat final yang ketat pada 1998.

Terakhir kali mereka bertemu adalah di semifinal Piala Dunia 2014 delapan tahun lalu, ketika tim Argentina yang dikapteni Messi menang melalui adu penalti.

Dan Van Dijk mengaku siap jika duel klasik nanti berakhir dengan adu tendangan penalti lagi.

"Kami telah berlatih," kata pemain berusia 31 tahun itu.

“Itu tidak menjamin dalam sebuah pertandingan, di mana Anda bermain di stadion penuh dengan 80 ribu penonton, dan ada semi final yang dipertaruhkan, semuanya akan berjalan sama, tetapi kami berusaha melakukan yang terbaik," katanya.

Tapi dia berharap laga akan berakhir dalam waktu normal, dengan Oranye jadi pemenang.

"Mudah-mudahan kami tidak sampai ke tahap itu dan kami bisa memutuskan pertandingan sebelum perpanjangan waktu atau adu penalti, tapi jika saatnya tiba kami harus siap untuk itu. Kami sudah berlatih semaksimal mungkin," ujar Van Dijk.

Belanda punya sejarah mentereng dengan mencapai babak final Piala Dunia tiga kali.

Namun, Oranye pernah belum mengangkat trofi. Hal itu, kata Van Dijk, membuat rekan-rekannya semakin merasa "lapar", dan termotivasi.

"Ini perempat final, itu istimewa. Ada rasa lapar, ada mimpi. Kami tahu kami berada di perempat final dan hanya berjarak tiga pertandingan dari sesuatu yang sangat besar. Ini adalah kesempatan kami," katanya.

Seperti yang dikatakan Van Dijk, Argentina memang bukan Messi seorang. Masih ada bintang muda Julian Alvarez yang sudah mengemas dua gol.

Pun ada winger berpengalaman, Angel di Maria yang sudah menyumbang satu assists, dan kemungkinan jadi starter di lini depan menggantikan Papu Gomez yang cedera.

Demikian juga, Belanda bukan melulu berfokus pada pertahanan. Lini depan mereka kini ada bintang baru, Codi Gakpo yang sudah memborong 3 gol.

Ketika Gakpo macet melawan AS di 16 besar, datanglah bek sayap, Denzel Dumfries yang melepaskan dua assists untuk gol Memphis Depay, dan Daley Blind. (Tribunnews/den)

Direct Points
- Van Dijk siap redam Messi
- Belajar dari pengalaman saat Liverpool kalahkan Barcelona
- Kedua tim sama-sama belum hadapi lawan kelas berat

Ulasan Pelatih

Louis van Gaal, Pelatih Belanda
Melihat Peluang
MESSI adalah pemain kreatif yang paling berbahaya. Dia bisa mengkreasi berbagai ancaman dari situasi yang biasa-biasa saja, dan menyelesaikannya sendiri. Tapi saat dia kehilangan bola, dia tak bisa berpartisipasi untuk tim, itu akan jadi peluang bagi kami. Tapi kami tak akan terlalu merinci strateginya. Lihat saja nanti.

Lionel Scaloni, Pelatih Argentina
Lawan Berat
Sebuah kehormatan bisa bertemu pelatih sekaliber Louis van Gaal. Kita semua tahu apa yang telah dia lakukan di dunia sepak bola, dan banyak sekali pelatih yang terinspirasi, dan coba menirunya. Pada sisi lain, saya sadar ini akan jadi duel sangat berat. Belanda memang tak lagi bersinar seperti dulu, tapi mereka terlihat sedang menuju ke arah sana. Mereka tim yang berbahaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klasemen
Group A
Tim
P
1
Belanda
7
2
Senegal
6
3
Ecuador
4
4
Qatar
0
Group B
Tim
P
1
Inggris
7
2
Amerika serikat
5
3
Iran
3
4
Wales
1
Group C
Tim
P
1
Argentina
6
2
Poland
4
3
Mexico
4
4
Saudi Arabia
3
Group D
Tim
P
1
Prancis
6
2
Australia
6
3
Tunisia
4
4
Denmark
1
Group E
Tim
P
1
Jepang
6
2
Spanyol
4
3
Jerman
4
4
Costa Rica
3
Group F
Tim
P
1
Morocco
7
2
Croatia
5
3
Belgia
4
4
Canada
0
Group G
Tim
P
1
Brazil
6
2
Swiss
6
3
Cameroon
4
4
Serbia
1
Group H
Tim
P
1
Portugal
6
2
Korea Selatan
4
3
Uruguay
4
4
Ghana
3
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas