Menguak Sosok Keponakan Prabowo: Rahayu Saraswati Siap Bertarung Melawan Putri Wakil Presiden
Kehadiran tiga dinasti diperkirakan Sara akan membuat persaingan menjadi lebih ketat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahayu Saraswati Hashim Dojohadikusumo tak menampik kehadiran dirinya dalam pemilihan kepala daerah 2020 di Tangerang Selatan membawa nama keluarga besar Soemitro Djojohadikusumo, sang kakek.
Bangsa Indonesia mengenal sosok Soemitro Djojohadikusumo sebagai sang begawan ekonomi Indonesia.
Ia adalah ayah Prabowo Subianto dan Hashim Djojohadikusumo.
Prabowo sudah lama dikenal sebagai tokoh militer dan politik yang dua kali mencalonkan diri sebagai presiden, dan kini menjabat Menteri Pertahanan.
Sementara Hashim Djojohadikusimo, adik Prabowo yang juga ayahnya Sara, dikenal sebagai pengusaha yang jaringan bisnisnya luas hingga ke seantero dunia.
Hashim juga selama ini dikenal lekat dengan Parbowo dalam kepentingan politik, selalu bahu membahu.
Sara tidak terlalu risau dengan pandangan publik mengenai dinasti politik.
Menurutnya, seseorang lahir ke dunia tidak bisa memilih ingin lahir dari keluarga mana.
Menurut Sara, yang penting saat ini menjalani hidup, apa yang bisa ia lakukan untuk kemanfaatan banyak orang. Kalau memikirkan terus soal dinasti, tidak akan ada ujungnya.
Baca: Menguak Sosok Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati yang Maju Pilkada Tangsel: Sempat Dimarahi Ayah
Setelah berpengalaman bertugas di Komisi VIII dan BKASP, dirinya kerap gemas lantaran hanya bisa menyalurkan aspirasi rakyat.
Ia ingin mengabdikan diri kepada masyarakat, bukan hanya lewat kebijakan, melainkan terjun langsung dan menangani permasalahan yang ada di lapangan.
"Seringkali kami sebagai wakil rakyat mendapat banyak sekali masukan dari masyarakat yang kami hanya bisa menyuarakan, karena kami istilahnya jadi wakil suaranya rakyat, tidak bisa mengeksekusi," kata Sara di Markas Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Kamis (23/7/2020).
"Istilahnya greget melihat bagaimana caranya kita bisa bekerja, akhirnya saya tergelitik untuk masuk eksekutif," sambungnya.
Sara mengamini bahwa Pilkada Tangsel akan berlangsung ketat. Bukan saja karena petahana tidak ikut, juga karena Pilkada Tangsel mempertemukan tiga dinasti politik besar.
Pilkada Tangsel diikuti Benyamin Davnie-Pilar Saga merupakan bakal pasangan calon dari petahana dan keluarga dinasti politik Banten; Siti Nur Azizah Ma'ruf-Ruhama Ben membawa aura politik dari sosok Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin; dan Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dengan atribut keluarga elite politik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baca: Tumbuh sebagai Anak Kuat, Rahayu Saraswati Sengaja Namakan Buah Hatinya yang Down Sydrome Wira
"Di Tangsel lumayan menarik karena ada tiga dinasti," ucap Sara.
Kehadiran tiga dinasti diperkirakan Sara akan membuat persaingan menjadi lebih ketat.
Selain itu, tiga Paslon yang memiliki dinastinya masing-masing, kata Sara, menghadirkan keseimbangan dalam perebutan kursi nomor satu di Tangsel.
"Karena itu lebih ke playing field, karena akhirnya balance dan itu tidak bisa dikatakan bahwa ini ada dinasti, karena tiga-tiganya ada," kata Sara.
Sara mengatakan, perebutan kursi nomor satu di Tangsel akan sangat bergantung pada strategi masing-masing Paslon.
"Tinggal dilihat dari kemampuan kita, dari program yang kami sampaikan, visi misi kami, itu mana yang lebih cocok untuk warga Tangsel. Jadi diserahkan sepenuhnya kepada rakyat," jelas Sara.
Belajar dari Al Gore
Sara, yang juga aktivis perempuan dan anak akan fokus mereduksi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih marak di Tangsel.
Baca: 3 Kandidat dari Keluarga Elite Politik Akan Tarung di Pilkada Tangsel, Ini Kata Keponakan Prabowo
"Tentu sangat disayangkan, dari informasi yang saya dapat dari kawan-kawan aktivis, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih tinggi. Itu otomatis yang akan menjadi fokus saya," ucap Sara.
Selain itu, fokus pasangan Muhamad-Sara di Pilkada Tangsel yakni mengkampanyekan isu stunting.
Isu stunting dipilih pasangan Muhamad-Sara merujuk pada satu platform Partai Gerindra yang dikampanyekan sejak tahun 2008, yaitu permasalahan stunting kesehatan di ibu dan anak.
"Lalu saya sebagai pemerhati lingkungan, dimana saya sudah dididik oleh Mantan Wakil Presiden Amerika Al Gore (Arnold Gore) dalam hal lingkungan hidup, saya juga sangat memperhatikan soal pengelolaan limbah, ruang hijau, itu juga menjadi salah satu fokus saya," ujar Sara.
Melihat Tangsel di bawah kepemimpinan walikota Airin Rachmi Diany, Sara menyatakan bahwa kota itu sudah lumayan modern.
Bahkan dikatakannya, Tangsel mau jadi silikon Bali-nya Indonesia.
"Saya lihat potensi ini besar, kemajuan juga sangat bagus, tetapi ada hal-hal yang saya rasa harus diperbaiki. Tidak mungkin satu kota itu sempurna begitu saja, bagaimana pun juga itu bergantung pada manusianya juga," katanya. (genik/denis/tribunnetwork/cep)