Sepakat Dengan JK, Ujang Komaruddin: Pilkada Bisa Diundur, Tapi Nyawa Rakyat Tak Bisa Dikembalikan
JK menyarankan agar Pilkada Serentak 2020 ditunda hingga pemerintah berhasil menemukan vaksin Covid-19.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyarankan pilkada ditunda apabila memang sulit mencegah masyarakat berkerumun sesuai protokol kesehatan yang disarankan.
Bahkan, JK menyarankan agar Pilkada Serentak 2020 ditunda hingga pemerintah berhasil menemukan vaksin Covid-19.
Harapannya dengan ada vaksin, maka angka penyebaran Covid-19 bisa menurun terlebih dahulu.
Baca: Bawaslu RI Soroti Kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam Melaporkan Pelanggaran Pilkada 2020
"Saya sarankan ditunda dulu sampai beberapa bulan sampai dengan vaksin ditemukan dan vaksin ditemukan nanti langsung menurun itu (angka penyebaran Covid-19)," kata JK, Sabtu (19/9/2020).
Menanggapi hal itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin mendukung saran JK tersebut.
Pasalnya, Ujang pun menilai, bahwa Pilkada akan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Baca: Ketua KPU Positif Covid-19, Koordinasi Terkait Pilkada 2020 Dipastikan Tetap Berjalan Sesuai Rencana
"Saya sepakat dengan JK. Pilkada akan menjadi klaster baru penyebaran Corona. Dan bulan Desember, itu puncak-puncaknya Corona," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (19/9/2020).
Menurut Ujang, saat ini yang lebih diutamakan adalah melindungi nyawa rakyat Indonesia. Sehingga Pilkada harusnya ditunda.
Baca: Bawaslu Terima 1.383 Pelanggaran Pilkada 2020, 637 Kasus Menyoal Netralitas ASN
Apa lagi, kata Ujang, Komisioner KPU pusat dan daerah sudah banyak yang positif Covid-19. Belum lagi, para calon kepala daerah yang akan maju dalam Pilkada juga positif Corona.
"Kalau dipaksakan akan menjadi senjata makan tuan. Artinya rakyat bisa makin banyak lagi yang pertumbuhan karena Corona," ucap Ujang.
"Menjaga nyawa rakyat lebih penting dari sekedar Pilkada," tambahnya.
Ia pun mendesak agar Pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020 untuk ditunda terlebih dahulu.
"Pilkada bisa diundur. Tapi nyawa rakyat tak bisa dikembalikan. Sayangi rakyat dengan menunda Pilkada," tegas Ujang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.