Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS: KH Ma'ruf Amin Jangan Dibully

Pasalnya, Tifatul melihat desakan agar cawapres Joko Widodo itu untuk mundur dari jabatannya terus mengemuka.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in PKS: KH Ma'ruf Amin Jangan Dibully
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Tifatul Sembiring 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring mendorong KH Ma'ruf Amin untuk mundur dari jabatannya di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Pasalnya, Tifatul melihat desakan agar cawapres Joko Widodo itu untuk mundur dari jabatannya terus mengemuka.

Hal ini diharapkan MUI dan PBNU terbebas dari politik praktis.

"Saya rasa enggak ada yang mendesak. Tapi ya kalau dicalonkan bagus. Kalau menurut saya pribadi ya, bagus mundur supaya tidak tercampur ini," kata Tifatul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).

Lebih jauh, Anggota DPR RI Komisi VII ini juga menghimbau semua pihak untuk tidak menghujat-hujat Ma'ruf Amin.

Tifatul menilai Ma'ruf Amin adalah ulama terpandang di Indonesia. Dia justru menyebut, justru PKS atau dirinya boleh saja di bully.

Baca: Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Serangan Jantung Vs Serangan Panik

"Saya imbau kepada semua pihak jangan menghujat ulama, Pak Kiai Ma'ruf Amin itu ulama besar, jadi jangan dibully. Kalau PKS, saya ini bully sajalah, cuma kalau ulama janganlah," katanya.

Berita Rekomendasi

Cak Imin

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menilai bahwa terplihnya Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bagian dari proses seleksi alam.

Dipilihnya Ma'ruf daripada Mahfud MD merupakan bagian dari dinamika politik.

"Dinamika politik pasti biasa. Apa yang terjadi bagian dari proses seleksi alam. Takdir sudah terwujud," ujar Cak Imin di Kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/8/2018).

Oleh karena itu menurutnya dengan terpilihnya Ma'ruf ia meminta keluarga Nahdatul Ulama untuk bersatu. Karena menurutnya pasangan Jokowi-Ma'ruf merupakan komposisi yang selama ini menjadi cita cita lama NU.

"Formula Jokowi-Ma'ruf adalah cita-cita NU yaitu nasionalis Agamis dan Agamis Nasionalis," katanya.

Sebagai cita-cita lama, ia meminta keluarga besar NU untuk ikut bersama-sama memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.

"Mari kita sukses kan. Mari kita wujudkan antara cita-cita dan perjuangan," katanya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas