Jubir Minta Kontroversi Pengangkatan Maruf Amin Jadi Cawapres Jokowi Disudahi
Yusuf mengatakan, keterangan Mahfud MD di acara ILC membuktikan kalau dia negarawan yang sangat layak menjadi teladan anak-anak muda.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontroversi pengangkatan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai pasangan bakal calon wakil presiden Jokowi terus menuai kontroversi.
Terlebih, setelah bakal cawapres Mohamad Mahfud MD membeber apa yang sebenarnya terjadi di balik kegagalan dirinya maju sebagai bakal cawapres Jokowi di jam-jam terakhir menjelang pengumuman saat Mahfud MD tampil sebagai pembicara di acara talkshow Indonesia Lawyers' Club (ILC).
Kontroversi ini juga sampai ke telinga Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Yusuf Lakaseng. Namun Yusuf meminta seluruh pihak menyudahi kontroversi calon wakil presiden yang dipilih Jokowi.
Yusuf mengatakan, keterangan Mahfud MD di acara ILC membuktikan kalau dia negarawan yang sangat layak menjadi teladan anak-anak muda.
Menurut Yusuf, Mahfud MD menyadari penuh konsekwensi dari sebuah proses politik, walaupun menurut sebagian besar rakyat Indonesia dia sangat layak untuk menjadi Cawapres mendampingi Jokowi.
"Namun harus menerima kenyataan tidak dipilih. Dijalaninya kenyataan itu dengan ikhlas, lapang dada dan tetap rasional," kata Yusuf.
Baca: Diklaim Produksi Surplus, Faktanya Januari-Juli Bulog Impor 1,18 Juta Ton Beras
Yusuf yang juga Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia berujar, memilih antara Mahfud MD dan KH. Ma'ruf Amin bukanlah pilihan antara yg baik dan buruk.
"Tapi Pak Jokowi harus memilih salah satu di antara dua putra bangsa yg keduanya baik. Pak Mahfud orang baik begitu juga Kiyai Ma'ruf," kata Yusuf.
Bagi Yusuf, untuk seseorang yang menyandang gelar Kiyai di depan namanya ditambah dengan posisinya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia tentulah orang itu berada di level kualitas yang sangat baik.
"Sudahi kontroversi soal pemilihan Cawapres, janganlah kontestasi Pilpres seakan hanya pada level Cawapres, padahal Capres-lah yg terpenting karena konstitusi negara memberikan kewenangan tertinggi padanya sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan," ucap Yusuf.