Jokowi Berpeluang Gaet Suara Generasi Milenial di Pedesaan
Generasi milenial memiliki potensi besar untuk mendongkrak perolehan suara pasangan calon presoiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2019.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi milenial memiliki potensi besar untuk mendongkrak perolehan suara pasangan calon presoiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2019.
Menurut Direktur Eksekutif Saiful Mujani Reserach and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan setidaknya setengah dari pemilih dalam Pilpres 2019 berasal dari generasi milenial.
Baca: Dukung Tim Indonesia, Penonton Sesaki Basket Hall Stadion Gelora Bung Karno
"Karena milenial pemilihnya menurut data yang saya punya 55 persen kurang lebih jadi tidak bisa diabaikan," ucap Djayadi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/8/2018).
Sementara data terbaru yang dimiliki SMRC menyebutkan bahwa generasi milenial di pedasaan masih cenderung memilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden periode 2019-2014.
Jokowi unggul lantaran pengguna internet di pedasaan baru 27 persen.
Baca: Ketua Umum PPP Deklarasikan Dukungan Relawan Sarung Jokowi
"Dampaknya adalah Prabowo kalah jauh di pedasaan. Jadi Jokowi cukup unggul jauh dipedasan, salah satu penyebabnya internet," ujar Jayadi.
Sementara menurut data yang dimiliki SMRC pemilihan milenial di perkotaan cendurung berimbang memilih Prabowo ataupun Joko Widodo (Jokowi).
"Diperkotaan menurut survei SMRC, setahun terakhir Prabowo setahun terakhir cenderung kedudukannya berimbang dengan Jokowi," ujar Jayadi.
Baca: Siswa Indonesia Boyong Tiga Emas dalam Olimpiade Internasional di Thailand
Sehingga, Djayadi mengatakan dalam urusan milenial tantangan bagi Prabowo adalah bagaimana mengambil milenial yang ada di desa.
Sementara tantangan bagi Jokowi adalah bagaimana memperbesar, mempertahankan, dan bagaimana membuat suaranya unggul di perkotaan lebih jauh.
"Karena milenial pemilihnya menurut data yang saya punya 55 persen kurang lebih jadi tidak bisa diabaikan," ucap Djayadi.