Probowo Kantongi Kartu NU, SAS Institute : Tidak Berarti Nahdliyyin Dukung
Setiap orang yang diangkat sebagai anggota dan mendapatkan kartu NU selama memenuhi persyaratan yang tertuang di AD/ART.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj Institute (SAS Institute) Imdadun Rahmat mengatakan pemberian kartu anggota Nahdlatul Ulama (NU) kepada capres Prabowo Subianto oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj merupakan hal biasa.
Imdadun menjelaskan, NU merupakan organisasi terbuka bagi siapa saja.
Dia menjelaskan,setiap orang yang diangkat sebagai anggota dan mendapatkan kartu NU selama memenuhi persyaratan yang tertuang di AD/ART.
Selain itu, pemberian kartu NU tidak lantas warga Nahdliyyin mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019.
Baca: Saat Bocah yang Panjat Tiang Bendera dihujani Pertanyaan oleh Jokowi di Istana Negara
"Tapi menjadi anggota NU tidak lantas mendapat dukungan. Menjadi kader NU juga belum tentu mendapat dukungan politik," ujar Imdadun di Kantor SAS Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).
Lebih jauh, Imdadun menjelaskan terkait syarat mendapat dukungan politik dari warga NU.
Ada sejumlah syarat dan prasyarat yang harus dipenuhi. Antara lain, mendapat dukungan dari PBNU, tokoh-tokoh NU, dan kaum Nahdliyyin.
"Mereka akan dilihat track record-nya, pandangan visi misinya sesuai atau tidak, dan ke depan ada kemanfaatan kemaslahatan atau tidak. Artinya mendapatkan kartu NU itu tidak privilege, tapi siapapun bisa," terang Imdadun.
Diketahui, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan membuatkan kartu tanda anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) untuk bakal calon Wakil Presiden Prabowo Subianto.
"Insya Allah akan disiapkan kartu PBNU untuk Pak Prabowo. Kalau Mas Sandi sudah," kata Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siradj, Kamis (16/8/2018).