Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Setuju Debat Pilpres Pakai Bahasa Inggris, Sandiaga Khawatir Pesannya Tidak Sampai ke Rakyat

"Saya rasa nggak perlu ya. Ini pendapat pribadi saya, bahwa bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bahasa yang di mengerti 100 persen oleh orang Indones

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tak Setuju Debat Pilpres Pakai Bahasa Inggris, Sandiaga Khawatir Pesannya Tidak Sampai ke Rakyat
surabaya.tribunnews.com/benni indo
Sandiaga Uno ikut menari tarian tradisional saat berkunjung ke Kampung Budaya Polowijen, Blimbing, Kota Malang, Rabu (12/9/2018). 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Cawapres Sandiaga Uno menanggapi perihal wacana kubunya yang bakal mengusulkan debat pilpres menggunakan bahasa Inggris. Sandiaga sebut hal itu tak diperlukan mengingat bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling dimengerti oleh rakyat Indonesia itu sendiri.

"Saya rasa nggak perlu ya. Ini pendapat pribadi saya, bahwa bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bahasa yang di mengerti 100 persen oleh orang Indonesia," kata Sandiaga di Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/9/2018).

Baca: Belum Pasti Perpanjang Kontrak di Manchester City, David Silva Siap ke Las Palmas di Tahun 2020

Sandiaga mengatakan bila menggunakan bahasa Inggris, makna dari pesan-pesan yang disampaikan oleh capres dan cawapres tidak akan diterima sepenuhnya oleh seluruh rakyat Indonesia.

Sebab hanya segelintir orang yang mungkin mengerti keseluruhan isi debat bila menggunakan bahasa Inggris.

"Bahasa inggris ya ada yang mengerti, tapi kita kan ingin menjangkau seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.

Terkait ada usulan penambahan waktu durasi debat, Sandiaga khawatir hal tersebut malah dimanfaatkan jadi tempat saling serang menyerang satu sama lain.

Berita Rekomendasi

Bila itu terjadi, Sandiaga juga khawatir bisa memperlebar jarak antara kubu satu dengan kubu lainnya. Sekaligus memperparah keadaan bangsa Indonesia yang sedang dalam situasi kurang baik.

"Saya menyarankannya urun rembuk aja.  Karena keadaan bangsa kita sedang tidak baik. Kalau kita saling debat malah memperlebar kesenjangan dan jarak antara satu kubu dengan kubu lain," katanya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyarankan untuk diadakannya sarasehan atau dengar pendapat bersama para ahli mengenai suatu masalah bidang tertentu.

Sarasehan dia sarankan sebab Sandiaga menghormati Ma'ruf Amin yang tetap dianggapnya sebagai guru.

"Judulnya mungkin debat tapi disebelah sana ada Presiden yang kita hormati banget. Ada pak Kyai guru saya mana bisa kita ngedebat. Kita kan harusnya sumbang saran. Karena rakyat yang akan menyaksikan," pungkas Sandiaga.

Sebelumnya, Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan poros Prabowo-Sandi berencana mengusulkan debat kandidat dengan bahasa Inggris.

"Boleh juga kali ya. Ya, makanya hal-hal rinci seperti itu perlu didiskusikan," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto.

Yandri menuturkan, pemimpin Indonesia bakal bergaul dan banyak berbicara di forum internasional yang memerlukan penggunaan bahasa Inggris.

Untuk itu, kata dia, bahasa Inggris di debat capres-cawapres menjadi tak masalah meski di UU tentang Kebahasaan pidato resmi wajib disampaikan dalam Bahasa Indonesia.

"Namun karena presiden bergaul di dunia internasional, supaya tidak ada kesalahan komunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara, ya memang penting juga calon presiden matang dalam menguasai bahasa luar dari bahasa Indonesia itu," ujarnya lagi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas