Kisah Pertemuan Kwik Kian Gie, Megawati, Serta Jokowi saat Itu Mereka Bahas Capres dan Ahok
Berita Kwik Kian Gie. Sang ekonom menyatakan dukungan pada Prabowo-Sandiaga dalam pemilihan presiden 2019. Simak kisah pertemuan Kwik, Jokowi, Mega
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Kwik Kian Gie menyatakan dukungan pada pasangan Prabowo-Sandiaga dalam pemilihan presiden 2019.
Mantan Menko Perekonomian sekaligus itu angkat bicara soal keputusan dia berbeda sikap dari PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo - Maruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019. Kwik yang dikenal sebagai ekonom senior dan bertahun-tahun menjadi pengurus DPP PDI Perjuangan buka-bukaan tentang alasan dia tak mendukung Jokowi-Maruf Amin seusai bertemu Prabowo di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra itu, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018) malam.
Dilansir dari Kompas.com, Kwik bercerita, sekitar tahun 2013 ia pernah bertemu Jokowi saat melayat Ketua MPR RI sekaligus suami dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno, Taufik Kiemas, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Saat itu Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kwik menyarankan agar Jokowi memanfaatkan popularitasnya untuk kepentingan partai dan negara. Menurut Kwik, Jokowi seharusnya tidak hanya memperhatikan urusan Provinsi DKI Jakarta saja, melainkan juga kepentingan nasional.
Baca: Sekjen PDIP Klaim Gagasan Ekonomi Kwik Kian Gie Sudah Dijalankan Pemerintahan Jokowi
Baca: Fahri Hamzah: Kwik Kian Gie Akan Berpengaruh Besar Terhadap Elektoral Prabowo
Lantas, kata Kwik, Jokowi menanyakan gagasan apa yang bisa ditawarkan. "Apa itu? Kata Jokowi. Oh kebetulan saya punya bahan yang banyak sekali karena saya lama sekali jadi ketua litbang PDI-P, ketua DPP, dan mewakili PDI juga menjadi wakil ketua MPR," kata dia. Kwik pun memberikan setumpuk catatan atau pemikirannya dalam bentuk cetak maupun digital. Termasuk catatan Kwik berjudul "Platform Presiden" yang pernah ia tulis pada 2004 dan 2009.
Catatan tersebut berisi pemikiran-pemikiran Kwik yang diyakini harus dilakukan oleh seorang presiden, khususnya di bidang ekonomi.
Namun, Jokowi tidak pernah memberikan tanggapan atau respons atas catatan yang ia berikan itu. "Satu kata pun tidak ada reaksi, tidak ada sambutan apa-apa. Jadi, jelas (jadi penasihat ekonomi Prabowo)," tuturnya.
MENELUSURI ZAMAN: Memoar dan Catatan Kritis
Dalam buku MENELUSURI ZAMAN: Memoar dan Catatan Kritis (2017), Kwik Kian Gie juga pernah bercerita pertemuan dia dengan Jokowi dan Megawati.
Dalam buku itu, Kwik Kian Gie menulis pertemuan Megawati, dia, dan Jokowi terjadi saat kepergian Taufik Kiemas di Singapura. "Saya ada di Surabaya. Maka saya menyatakan bela sungkawa kepada mbak Mega sambil mengatakan bahwa saya di Surabaya, sehingga tidak mungkin hadir pada upacara pemakamannya," tulis Kwik Kian Gie.
Kwik baru tiba di Jakarta siang hari dan segera ke Jl Teuku Umar (kediaman Megawati). Tiba di lokasi pukul 14.30 WIB.
Saat itu pelataran parkir yang disulap menjadi ruang tamu kosong. Namun Kwik Kian Gie bertemu Megawati dan Joko Widodo yang saat itu baru tiba dari Kalibata. "Mbak Mega tidak bisa diganggu dua hari. Maka saya ngobrol dengan Pak Jokowi," tulis Kwik Kian Gie.
Baca: Kwik Kian Gie Gabung Prabowo Karena Konsep Pemikirannya Diacuhkan Megawati dan Jokowi
Baca: Kwik Kian Gie Bergabung dengan Koalisi Prabowo, Sandiaga Uno: Pak Kwik Masih Peduli Ekonomi Bangsa
Saat itu Kwik mengatakan kepada Jokowi bahwa Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang menjabat Wakil Gubernur tidak akan bertahan sebagai pemimpin dalam jabatan publik apapun.
Itu karena perilaku dan tutur kata Ahok yang sangat kasar dan kotor. Jokowi menjawab, "itu karakter, saya sudah memberitahukan berkali-kali. Paling-paling dia sembuhnya hanya tiga hari saja."
Saat itu, Megawati yang tengah makan memanggil Kwik Kian Gie dan mengajak ngobrol. Mereka bicara tentang siapa yang paling cocok dicalonkan PDI Perjuangan sebagai Presiden dan calon gubernur DKI. "Ternyata apa yang dipikirkan ketika itu berlainan dengan kenyataan," tulis Kwik.
Kwik selanjutnya mengungkapkan betapa dinamisnya kehidupan politik di negeri ini. Dalam buku yang diterbitkan tahun 2017 itu juga diceritakan bahwa saat itu Jokowi sadar bahwa tutur kata dan perilaku Ahok akan membuatnya tidak bisa bertahan sebagai gubernur. "Ternyata sekarang semuanya benar," tulis Kwik Kian Gie.
Sejumlah kritik juga dituliskan Kwik Kian Gie terhadap para pendukung Ahok. "Yang tidak disadari oleh pendukung Ahok ialah bahwa mereka itu terkesan menjadi politisi dadakan," tulis Kwik.
Menurutnya Ahok dan para pendukungnya tak sadar bahwa manusia mempunyai perasaan, mempunyai emosi, dan juga mempunyai emotional intelligence di samping intelligent quotient. "Sehingga hatinya tersaikiti ketika dimaki dengan tutur kata yang sangat kasar dan kotor," tulis Kwik Kian Gie.