PDIP Sebut Konsep Kwik Kian Gie Sudah Dilakukan Jokowi
PDI Perjuangan merespon soal peryataan mantan menteri koodinator bidang ekonomi, keuangan, dan industri Kwik Kian Gieyang menyebut diacuhkan oleh Ketu
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan merespon soal peryataan mantan menteri koodinator bidang ekonomi, keuangan, dan industri Kwik Kian Gieyang menyebut diacuhkan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi soal politik ekonomi.
PDIP menilai, Jokowi telah menerapkan pemikiran ekonomi Kwik Kian Giedalam program kerja pemerintah.
Baca: Ada 878 Formasi CPNS 2018 di Kemenkumham untuk Lulusan SMA, Ini Syarat dan Pengumumannya
"Pak Jokowi menjalankan konsepsi pembangunan dari pinggiran, pembangunan yang tak hanya mengedepankan daya kreatifitas, tapi juga kemampuan rakyat Indonesia untuk berproduksi dengan membangun infrastruktur. Itu kan juga merupakan bagian dari gagasan-gagasan dari Pak Kwik," kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Selatan, Selasa (18/9/2018).
Hasto mencontohkan, bagaimana negosiasi soal Freeport, Blok Mahakam dan yang lainnya telah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Hal itu merupakan gagasan Kwik yang dijalankan oleh Jokowi.
Baca: Setya Novanto Bawa Notes Saat Bersaksi untuk Keponakannya
"Kemudian melakukan upaya untuk renegosiasi sehingga Freeport, kita punya kedaulatan di dalam mengusahakan kekayaan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Blok Mahakam, kemudian Blok Rukan, baru saja di Riau, itu kan juga bagian dari gagasan-gagasan dari Pak Kwik," papar Hasto.
Meski saat ini Kwik tengah menjalin komunikasi dengan pasangan Prabowo-Sandiaga terkait politik ekonomi, Hasto mengaku tak mempermasalahkan.
Ia menilai, apa yang dilakukan tersebut merupakan hal positif.
"Kalau kita lihat gagasan Pak Kwik kemudian diambil ya itu merupakan hal positif. Kami sudah menjalankan hal tersebut," terang Hasto.
Sebelumnya, Kwik Kian Gie menceritakan mengenai pemikirannya di bidang ekonomi yang selalu ia tulis menjadi buku dan diberikan kepada para calon presiden.
Menurut Kwik buku tersebut pertama ia tulis pada 2004 dan diserahkan kepada Megawati yang saat itu berpasangan dengan Hasyim Muzadi di Pilpres.
Pada 2009 ia kembali memperbaharui tulisannya dan menyerahkanannya kepada Megawati.
Namun menurut Kwik, tidak ada respon dari Megawati terkait buku tersebut.
"Tadi sudah saya katakan saya itu menulis booklet dari tahun 2004 itu orientasi saya karena ibu Megawati calon presiden. tahun 2009 juga, tapi sama sekali tidak ada respons," kata Kwik dalam konferensi pers dikediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, (19/7/2018).(*)