Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin Target Raih 70 Persen Suara di Jatim
Tim kampanye menetapkan target perolehan suara di pilpres mendatang. Yakni dengan memperoleh minimal 70 persen dari total suara.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua Tim Kampanye Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin di wilayah Jawa Timur, Machfud Arifin, menegaskan pihaknya langsung memulai gerak pemenangan setelah resmi terbentuk.
Dengan diterimanya Surat Keputusan (SK) tim tersebut, maka sekaligus menjadi titik awal mulainya langkah pemenangan.
Pihaknya langsung menetapkan target perolehan suara di pilpres mendatang. Yakni dengan memperoleh minimal 70 persen dari total suara.
"Kami optimistis meraih 70 persen atau di kisaran angka 65 sampai 75 persen," kata Machfud ketika ditemui di Kantor DPD PDI Perjuangan Jatim, Rabu (19/9/2018) malam.
Ada beberapa alasan mengapa pihaknya berani memasang target tersebut.
Pertama, rival Jokowi pada pilpres mendatang adalah lawan yang juga pernah dihadapi di pilpres sebelumnya, Prabowo Subianto.
Bedanya, Prabowo di pilpres 2014 silam bergandengan dengan Hatta Rajasa. Sedangkan pada pilpres berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Baca: Hafid Menyerahkan Diri ke Kantor Polisi Usai Menikam Seorang Kakek hingga Tewas
Saat itu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menang di Jatim dengan memperoleh 11.669.345 suara (53,17 persen) unggul, sementara Prabowo-Hatta memperoleh 10.277.115 (46,83 persen).
"Terkait target suara, karena lawannya cenderung sama dan hanya berbeda sedikit, kami optimistis dengan target tersebut," tegas Machfud.
Dari hasil tersebut, pihaknya lantas akan mengevaluasi daerah mana saja yang dinilai kurang optimal.
"Kami akan menggarap semua kalangan. Terutama, evaluasi dari tahun 2014 lalu. Mana yang kurang akan kami pertebal. Yang sudah menang, kami tingkatkan lagi," urainya.
Tak hanya itu, pihaknya optimistis seluruh elemen masyarakat akan ikut membantu kerja pemenangan.
Tak terkecuali, para ulama di Jatim. Apalagi, Kiai Ma'ruf juga merupakan Rais Aam PBNU yang juga menjabat Ketua MUI.
"Tentunya kami tidak bisa sendirian. Melainkan harus bahu membahu dengan seluruh elemen masyarakat yang ada di Jawa Timur. Mulai dari para kiai, ulama, generasi muda (milenial), mahasiswa harus bisa sama-sama," kata dia.