Pengamat: Tak Perlu Mundur, Sikap Prabowo Minta Maaf Itu Contoh yang Bagus Sekali
Menurut Hendri Satrio, permintaan maaf Prabowo sudah cukup menunjukan bentuk pertanggung-jawabannya
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto tidak perlu mundur dari pencapresan karena turut menyarakan kebohongan Ratna Sarumpaet.
Menurut Hendri Satrio, permintaan maaf Prabowo sudah cukup menunjukan bentuk pertanggung-jawabannya karena turut menyampaikan kebohongan Ratna Sarumpaet.
Baca: Sandiaga Uno Ingin Jadikan Indonesia Mercusuar Islam Dunia
Baca: Advocat Pembela Demokrasi Laporkan Prabowo, Fadli Zon, Ratna Sarumpaet dan Beni K Harman
"Pak Prabowo sudah sangat baik sekali minta maaf kepada rakyat. Itu contoh yang bagus, dan tidak perlu mundur juga. Kenapa tiba-tiba disuruh mundur juga?," ujar pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Kamis (4/10/2018).
Hendri melihat hal yang wajar jika sebagai seorang teman merespon keluhan dari Ratna Sarumpaet sebagai teman.
"Saya yakin juga kalau ada teman yang ngadu dipukulin pasti juga kana berempati. Jadi apa yang sudah dilakukan pak Prabowo sudah baik sekali," jelas Hendri Satrio.
Sebelumnya, Ketua DPP Hanura Inas Nasrulah menyindir keras Prabowo Subianto yang termakan Hoax Ratna Sarumpaet.
Seharusnya menurut Inas, sebagai mantan petinggi TNI, Prabowo bisa mencari informasi lebih mendalam sebelum beraksi mendengar Ratna dianiaya.
"Mantan jendral, pastinya punya intelejen yang mumpuni dong, seharusnya bisa mencari informasi yang akurat dan bukan hanya dari ucapan Fadli Zon," ujar Inas, Kamis, (4/10/2018).
Begitu mudahnya Prabowo termakan Hoax, menurut Inas, memunculkan dugaan bahwa semua drama Ratna Sarumpaet sengaja dirancang oleh kubu oposisi.
"Bisa saja masyarakat menduga bahwa mereka semua berdramatisasi dalam lakon “Ratna Sarumpaet Digebukin” yang dirancang oleh mereka semua," katanya.
Namun bila benar Prabowo termakan kabar palsu menandakan bahwa mantan Danjen Kopassus tersebut sedang apes.
Bila jantan, Inas mengatakan Prabowo seharusnya mundur dari Pencapresan. Karena Prabowo ikut bereaksi terhadap kabar hoax Ratna Sarumpaet tersebut.
"Kalau Prabowo jantan karena sudah melakukan tuduhan keji, maka seyogya-nya mundur dari pencapresan dan rakyat Indonesia akan mengenang Prabowo sebagai super negarawan, keren kan?" pungkasnya.(*)