Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jubir Prabowo-Sandi: Pernyataan Ekonomi Kebodohan, karena Prabowo Sedih Jurang Kesenjangan ‎Tinggi

"Itulah yang di maksud pak Prabowo, sedih melihat 1dari 3 anak stunting, sumber daya alam yang dikuasai sektor swasta dan tidak berlandaskan pada pasa

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jubir Prabowo-Sandi: Pernyataan Ekonomi Kebodohan, karena Prabowo Sedih Jurang Kesenjangan ‎Tinggi
Dok. Partai Gerindra
Calon Presiden nomer urut 02, Prabowo Subianto berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Minhajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis, (11/10/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan bahwa penyataan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto soal Indonesia menjalankan ekonomi kebodohan, karena adanya kesenjangan ekonomi yang tinggi sekarang ini. kesenjangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya balita yang mengalami stunting atau gizi buruk.

"Kurang lebih sekitar 35 persen anak yang mengalami gizi buruk," katanya kepada Tribunnews, Jumat, (12/10/2018).

Menurut Andre kondisi tersebut membuat Prabowo sedih dan marah. Oleh karena itu menurutnya Prabowo menyebut Indonesia menjalankan ekonomi kebodohan. Apalagi disatu sisi pemerintah malah merasa ekonomi Indonesia baik baik saja.

"Itulah yang di maksud pak Prabowo, sedih melihat 1dari 3 anak stunting, sumber daya alam yang dikuasai sektor swasta dan tidak berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945," pungkasnya.

Sebelumnya Prabowo mengatakan bahwa Indonesia menjalankan ekonomi kebodohan. Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan dalam pidato Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).

Alasannya sistem ekonomi yang berjalan sekarang ini menyebabkan kesenjangan yang cukup tinggi. Kesenjangan yang diakibatkan tersebut bahkan lebih parah dibandingkan dengan yang diakibatkan sistem ekonomi neloliberal.

"Ini menurut saya bukan ekonomi neoliberal lagi. Ini lebih parah dari neolib. Harus ada istilah, ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," ujar Prabowo.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas