Ma'ruf Amin dan Sri Sultan Bahas Demokrasi dan Keutuhan Bangsa
Kiai Ma'ruf tiba di Kompleks Keraton Yogyakarta dengan mengendarai sebuah mobil bersama sang istri dan putrinya, Siti Ma'rifah.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin bertemu dengan Sri Sultan Hamengkubowono X, di Keraton Yogyakarta, Senin (15/10/2018) pagi.
Kiai Ma'ruf tiba di Kompleks Keraton Yogyakarta dengan mengendarai sebuah mobil bersama sang istri dan putrinya, Siti Ma'rifah. Setelah tiba, Kiai Ma'ruf dan rombongan berjalan ke dalam kompleks kediaman sultan.
Baca: Terapkan Inovasi Well Head Lubricating System, Pertamina EP Raih Produksi 109%
Baca: 10 Tahun Menikah Tak Pernah Terekspos, Ini Potret Keharmonisan Keluarga Ruhut Sitompul
Ternyata, Sultan Hamengkubuwono X bersama istri GKR Hemas dan seorang putrinya, sudah menunggu.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Keraton, Ma'ruf menyampaikan banyak hal yang dibicarakan dengan Sri Sultan.
Soal demokrasi dan keutuhan bangsa menjadi salah satu fokus pembicaraan keduanya.
"Beliau mengharapkan agar demokrasi itu tidak merusak nasionalisme, tidak merusak keutuhan bangsa, hingga demokrasi kita itu dilaksanakan secara proposional dan berimbang sehingga tidak menimbulkan ketegangan-ketegangan di berbagai masalah," kata Ma'ruf Amin usai pertemuan di halaman Keraton Yogyakarta, Senin (15/10/2018).
Ma'ruf langsung merespon baik apa yang disampaikan Sri Sultan.
Ia menilai, persatuan dan keutuhan bangsa sangat penting bagi Indonesia kedepan.
Selain itu, Sri Sultan juga menyampaikan bahwa jangan ada upaya-upaya merusak keutuhan dan nasionalisme dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Karena itu dalam Pilpres nanti, jangan sampai upaya ingin menang itu merusak keutuhan, merusak Nasionalisme, hanya kita ingin menang. Saya kira itu bagus," ucap Ma'ruf Amin.
Pembicaraan keduanya terlihat sangat hangat.
Usai pertemuan keduanya, Sri Sultan menungguinya melaksanakan ibadah di mesjid Panetn, dimana sang kiai dan para abdi keraton melakukan ritual shalat.
Kurang lebih, 20 menit Sri Sultan menunggu Ma'ruf Amin melaksanakan salat.
Setelah lebih dari satu jam berada di dalam keraton, Kiai Ma'ruf dan keluarga berpamitan. Sebab masih ada agenda selanjutnya bersilaturahmi dengan para santri di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran di Sleman, Yogyakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.