Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respon Survei LSI, Kubu Jokowi: Strategi Hoaks Gagal Total

"Kalau kami ini jahat, kalau kami sekadar ingin menang, kami biarkan saja mereka melakukan hoaks terus menerus," ujar Karding

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Respon Survei LSI, Kubu Jokowi: Strategi Hoaks Gagal Total
Dennis Destryawan
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia Denny JA terdapat dampak negatif dari kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet terhadap pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menerangkan, Indonesia membutuhkan demokrasi yang berkualitas terutama pada Pemilihan Presiden 2019.

Baca: Kubu Jokowi-Maruf Amin Mengaku Diuntungkan dari Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

Persatuan bangsa dianggap lebih penting dibandingkan sekedar pemilihan.

"Kalau kami ini jahat, kalau kami sekadar ingin menang, kami biarkan saja mereka melakukan hoaks terus menerus," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (23/10/2018).

Namun, ucap Karding, Jokowi dan Kiai Ma'ruf mengedepankan kampanye positif demi keutuhan bangsa.

Jokowi pun mengingatkan kepada jajaran TKN Koalisi Indonesia Kerja untuk tidak melayangkan fitnah terhadap pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subanto-Sandiaga Uno.

Berita Rekomendasi

"Mari berkampanye dengan jejak rekam, gagasan, program, prestasi, dan penuh dengan keadaban," kata Karding.

Berdasarkan survei LSI 57,2 persen reseponden pernah mendengar hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, 38,7 persen tidak pernah mendengar dan 4,1 persen tidak menjawab.

Saat ditanya apakah kasus hoaks Ratna Sarumpaet membuat mendukung, sama saja atau lebih tidak mendukung capres, responden memberikan jabatan beragam.

Sebanyak 25 persen menyatakan lebih mendukung Jokowi, 48,8 persen sama saja, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak menjawab.

Sementara untuk Prabowo, 11,6 persen responden menyatakan lebih mendukung, 49,8 persen sama saja, 17,9 persen lebih tidak mendukung dan 20,7 persen tidak menjawab.

Baca: Elite Demokrat: Efek Negatif Hoaks Ratna Sarumpaet Ke Prabowo-Sandi Tak akan Lama

"Dan data dari Denny JA ini menyatakan bahwa strategi membangun sebanyak-banyaknya hoaks dan merepetisinya di Indonesia tentu harus dapat dikatakan gagal total," kata Karding.

"Dan strategi ini supaya tidak dipelihara, supaya lebih berkampanye secara positif dan mengedukasi dan menambah bobot kualitas daripada demokrasi kita, demokrasi pancasila kita," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas