Survei LSI: Terpelajar dan Menengah ke Atas Cenderung Pilih Jokowi-Ma'ruf
Dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf cenderung naik, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi cenderung turun.
Penulis: Reza Deni
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memaparkan, dalam hasil surveinnya, kasus hoaks Ratna Sarumpaet memberi efek elektoral bagi pasangan keduanya, tak terkecuali dalam kategori pendidikan dan pendapatan.
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman menjelaskan, pada kategori pendidikan, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf cenderung naik, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi cenderung turun.
"Pemilih kategori SD hingga SMA sebesar 58,7 persen memilih Jokowi-Ma'ruf, dan 27,9 persen memilih Prabowo-Sandiaga," ujar Ikrama di Pemuda, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).
Sementara untuk kategori perguruan tinggi, Ikrama memaparkan, sebesar 44 persen memilih Jokowi-Ma'ruf dan 37,4 persen memilih Prabowo-Sandiaga.
Akibat kasus hoaks Ratna Sarumpaet, hal yang sama juga terjadi di pemilih berpenghasilan menengah ke atas.
Dalam hasil surveinya, Ikrama memaparkan untuk pemilih menengah ke atas, pasangan Jokowi-Ma'ruf yang pada awalnya unggul tipis atas Prabowo-Sandiaga pada bulan September, kini menaik signifikan, sementara Prabowo-Sandiaga turun signifikan.
Dalam hasil survei LSI Denny JA kategori pendapatan, tercatat sebesar 54,8 persen pemilih berpengahasilan di atas Rp3 juta memilih Jokowi-Ma'ruf dan 34,5 persen memilih Prabowo-Sandiaga.
Baca: IHSG Terkoreksi, Rupiah Berbalik Menguat
"Pemilih yang berasal dari kalangan terpelajar dan ekonomi menengah ke atas lebih banyak mengakses informasi sehari-hari termasuk informasi politik, terutama dari media sosial. Sentimen negatif kasus hoaks Ratna Sarumpaet di media sosial, seperti yang terekam dalam data situation room LSI memengaruhi preferensi pemilih," tambahnya.
Diterangkan oleh Ikrama dari segmen pemilih kalangan terpelajar dan segmen ekonomi mapan lebih sensitif dalam menilai karakter kepemimpinan, salah satunya secara umum mereka tidak menyukai karakter pemimpin yang mudah terkecoh dan reaksioner terhadap suatu peristiwa.
"Reaksi Prabowo dan timnya yang secara reaksioner merespons informasi sepihak dari Ratna Sarumpaet tanda ada verifikasi sebelum menyatakan sikap ke publik dianggap pemilih sebagai bagian dari kelemahan karakter kepemimpinan," tambahnya.
Seperti diketahui, survei nasional LSI Denny JA dilaksanakan pada 10 Oktober - 19 Oktober 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling dan jumlah responden sebanyakk 1.200 responden.
Adapun margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 97,2 persen.